Saat IPK Kamu Tidak Sesuai Ekspetasi
IPK merupakan singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif. IPK adalah sebuah angka yang bisa menjadi moodbooster atau moodbreaker-mu. IPK sudah menjadi menjadi separuh nyawa bagi mahasiswa, separuhnya lagi mungkin uang bulanan dari orang tua.
Selain jadi bukti bagi orangtua kalau kamu niat kuliah, IPK juga jadi standar persaingan prestasi antar mahasiswa dan syarat pertama dalam melamar kerja. Wajar jika kamu berusaha mati-matian untuk mendapatkan IPK bagus.
Namun, ekspektasi kadang dihancurkan realita. Tak jarang hal ini membuatmu putus asa. Lantas, apa iya kamu menyerah karena angka? Kamu sudah sejauh ini, yuk bangkit lagi.
Anggaplah Kuliah Seperti Makanan
IPK adalah nasinya. Pengembangan skill dan pola pikir adalah lauk-pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan memakan nasi saja, dan kamu tidak mendapatkan gizi yang cukup. IPK menjadi percuma jika tidak diiringi dengan kompetensi yang sesuai. Karena IPK tidak bisa menilai keseluruhan kemampuan seseorang, hanya bagian kecilnya saja.
Hubungan IPK dengan Masa Depan
IPK tak akan sepenuhnya menetukan masa depan kamu. Justru yang lebih berpengaruh adalah karakter kepemimpinan seseorang. Masa depan kamu juga ditentukan bagaimana kamu berusaha dengan baik dalam menyiapkan masa depan kamu. Sedangkan IPK itu hanya sebagai fasilitas kecil saja yang dapat kita gunakan untuk mencapai tujuan. Itupun lagi-lagi harus diiringi dengan kemampuan yang sesuai. Saat kamu memperoleh IPK besar, namun skill kamu tidak sesuai maka hal tersebut akan dipertanyakan oleh banyak pihak.
IPK Bukan Hasil Dari Segalanya
Mendapatkan IPK tak sesuai harapan akan membuatmu sadar, bahwa hasil usaha tak harus berupa angka. Ilmu yang bermanfaat adalah hal utama. Toh, kamu sudah mendapatkannya. Meskipun kamu udah berusaha sangat maksimal, tapi ternyata masalahnya ada didosenmu yang salah ngasih nilai. Tentu nyalain diri sendiri itu nggak adil
IPK Membuat Orang Tuamu Bangga?
Tidak dapat dipungkir, orang tuamu akan bangga jika kamu memiliki IPK yang tinggi. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah hanya itu cara untuk membahagiakan orang tuamu? Nggak kan? Jika kamu berpikir seperti itu maka, rasanya itu terlalu sempit bagimu.
IPK satu-satunya Harapan Kamu?
Rasanya naif sekali klo bilang IPK itu tidak penting. IPK tinggi bisa melancarkan seleksi berkasmu saat melamar pekerjaan atau mengajukan beasiswa. Namun naif juga klo kamu bilang bahwa IPK adalah segalanya.
Tak Perlu Mengutuk Diri
Daripada kamu terus nyalahin diri kamu. Lebih baik kamu coba luangkan waktu sendiri dan intropeksi. Apa ada yang salah dengan sistem belajarmu? Atau secara tidak sadar, kamu meremehkan kuliah? Apa selama ini kamu malas mengerjakan tugas? Atau bahkan, ini semua sudah maksimal?
Karena masa depan itu bukan dibangun oleh angka.Tapi dibangun oleh pengalaman, pola pikir, dan karakter diri kamu.
Jadi, jangan menyerah dullu Dan tetap semangat berjuang ya.