close

Rangkuman Materi PAI Kelas 7 Bab 4 Kurikulum Merdeka

Berikut ini adalah Rangkuman Materi PAI Kelas 7 tentang Bab 4 Mengagungkan Allah Swt. dengan tunduk pada perintah-Nya + pdf. Kami banyak membagikan rangkuman materi mata pelajaran dari kelas 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 11, dan 12. Kami juga akan terus memperbaharui ringkasan untuk Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Silakan lihat Rangkuman Materi PAI Kelas 7 Lengkap, untuk melihat semua materi yang telah kami rangkum.

Bab 4 Mengagungkan Allah Swt. dengan tunduk pada perintah-Nya

[wptb id=28942]

Sujud Syukur

Sujud Syukur adalah suatu tindakan dalam Islam di mana seseorang bersujud sebagai tanda rasa syukur kepada Allah setelah mendapatkan nikmat atau karunia-Nya. Berikut rangkuman tentang pengertian, hukum, dalil, sebab-sebab, syarat, rukun, bacaan, dan hikmah dari Sujud Syukur:

Pengertian Sujud Syukur: Sujud Syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai tanda rasa terima kasih kepada Allah ketika mendapat nikmat atau karunia, atau saat terhindar dari malapetaka.

Hukum dan Dalil: Mengungkapkan rasa syukur kepada Allah dengan Sujud Syukur adalah Sunnah. Rasulullah Saw. mengajarkan untuk bersujud ketika mendapat kabar gembira atau nikmat. Contoh hadis yang mendukung praktik ini adalah yang diceritakan oleh Abu Bakrah dan lainnya.

Sebab-sebab Sujud Syukur

Beberapa alasan untuk melaksanakan Sujud Syukur adalah:

  1. Mendapatkan nikmat dan karunia dari Allah.
  2. Menerima kabar gembira atau berita menyenangkan.
  3. Terhindar atau selamat dari bahaya atau musibah.

Syarat Sujud Syukur

  1. Suci dari hadas dan najis pada badan, pakaian, dan tempat.
  2. Menghadap kiblat seperti dalam shalat.
  3. Menutup aurat.

Rukun Sujud Syukur

  1. Niat untuk melaksanakan sujud syukur.
  2. Takbiratul ihram, dimulai dengan mengucapkan “Allaahu akbar”.
  3. Sujud dengan membaca doa sujud syukur.
  4. Duduk setelah sujud tanpa membaca tasyahud.
  5. Salam setelah bangun dari sujud.

Bacaan yang Masyhur: Bacaan yang umumnya dibaca ketika sujud syukur adalah kalimat yang mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan.

Hikmah Sujud Syukur

  1. Mendekatkan diri kepada Allah yang memberikan nikmat dan keselamatan.
  2. Mencegah sifat sombong karena sadar bahwa semua yang diperoleh berasal dari Allah.
  3. Berpotensi mendapatkan penambahan nikmat.
  4. Ungkapan kepasrahan hamba kepada Tuhannya.
  5. Pahala dan ganjaran di akhirat bagi orang yang pandai bersyukur.
  6. Dapat berkontribusi pada kesehatan fisik dan mental.

Sujud Syukur merupakan tindakan yang memungkinkan umat Muslim untuk mengekspresikan rasa syukur, rendah hati, dan ketergantungan kepada Allah atas nikmat dan karunia-Nya.

Sujud Sahwi

Sujud Sahwi adalah sujud yang dilakukan pada akhir shalat atau setelahnya sebagai kompensasi atas kekurangan dalam pelaksanaan shalat akibat kelalaian atau lupa. Istilah “sahwi” berasal dari bahasa Arab yang berarti lupa atau lalai.

Hukum dan Dalil

Sujud Sahwi dianjurkan untuk dilakukan ketika terdapat kekurangan dalam shalat, baik dengan meninggalkan apa yang diperintahkan atau melakukan apa yang dilarang tanpa sengaja. Hadis Rasulullah SAW menyatakan bahwa jika seseorang merasa ragu tentang jumlah rakaat yang telah dilakukan dalam shalat, ia harus meninggalkan keraguannya, mengikuti yang dia yakini, dan melakukan dua sujud sebelum salam. Jika jumlahnya semestinya lima rakaat, maka sujud sahwi menggenapkan shalatnya, sedangkan jika jumlahnya empat rakaat, sujud sahwi menjadi tanda penghinaan bagi setan.

Sebab Sujud Sahwi

Ada tiga kondisi yang memicu pelaksanaan sujud sahwi, yaitu:

  1. Menambah rakaat atau gerakan dalam shalat.
  2. Mengurangi rakaat atau gerakan dalam shalat.
  3. Ragu dalam menjalankan shalat fardhu atau sunnah karena kelalaian.

Tata Cara Sujud Sahwi

  1. Dilakukan dengan dua sujud sebelum salam.
  2. Takbir dilakukan sebelum sujud sahwi.
  3. Sujud dilakukan dengan tujuh anggota tubuh.
  4. Selama sujud, bacaan “Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” diulang beberapa kali.
  5. Jika seseorang lupa melakukan sujud sahwi dan jeda setelah salam terlalu lama, ia bisa masuk kembali ke dalam shalat dan melakukan sujud sahwi.

Hukum Sujud Sahwi

Sujud Sahwi dianjurkan dan diwajibkan dalam shalat fardhu dan sunnah jika terdapat kelalaian atau lupa dalam pelaksanaannya. Bagi makmum di belakang imam, mayoritas ulama berpendapat tidak wajib melakukan sujud sahwi, kecuali jika imam sendiri keliru dalam pelaksanaan shalat.

Sujud Sahwi merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap integritas dan kualitas pelaksanaan shalat. Ia memungkinkan individu untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi karena kelalaian atau lupa, menunjukkan pentingnya ketelitian dan konsentrasi dalam menjalankan ibadah.

Hikmah Sujud Sahwi

  1. Menyadari Kekurangan Manusia: Sujud Sahwi mengingatkan manusia bahwa kesalahan, keraguan, dan lupa adalah hal yang manusiawi. Ini menjadi pengingat bahwa manusia tidak boleh sombong dan angkuh, karena semua manusia rentan melakukan kesalahan.
  2. Penyempurna Kesalahan: Sujud Sahwi berfungsi sebagai cara untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan shalat. Dengan merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan, individu lebih sadar akan kualitas dan kesempurnaan ibadah mereka.
  3. Menggenapkan Pahala: Sujud Sahwi memberikan kesempatan untuk mendapatkan pahala lebih banyak. Dalam usaha memperbaiki pelaksanaan shalat, Allah memberikan pahala tambahan kepada individu yang mengakui kesalahannya dan berusaha memperbaikinya.
  4. Menghinakan Setan: Melalui sujud sahwi, setan yang berusaha menggoda manusia untuk berbuat kesalahan di dalam ibadahnya akan merasa terhina. Sujud sahwi menjadi simbol kemenangan manusia atas upaya setan untuk mengganggu ibadah.
  5. Menumbuhkan Kesadaran akan Kelemahan Manusia dan Keagungan Allah: Sujud Sahwi memberikan kesempatan bagi individu untuk merenungkan kelemahan dan keterbatasan manusia. Ini juga memperkuat kesadaran akan keagungan Allah, yang memberi kemungkinan untuk memperbaiki diri dan mendapatkan ampunan-Nya meskipun manusia berbuat kesalahan.

Sujud Tilawah

Sujud Tilawah adalah sujud yang dilakukan saat seseorang mendengar atau membaca ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur’an yang menyiratkan panggilan untuk sujud. Ini dapat dilakukan dalam konteks salat atau di luar salat. Sujud tilawah juga dikenal sebagai sujud bacaan.

Ayat Sajadah adalah ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang, ketika dibaca atau didengar, memerintahkan untuk melakukan sujud. Berikut adalah 15 contoh ayat Sajadah dalam Al-Qur’an:

  1. Al-A’raf: 206
  2. Ar-Ra’d: 15
  3. An-Nahl: 49-50
  4. Al-Isra’: 107-109
  5. Maryam: 58
  6. Al-Hajj: 18, 77
  7. Al-Furqan: 60
  8. An-Naml: 25-26
  9. As-Sajda: 15
  10. Fussilat: 38 (mayoritas ulama), 37 (Malikiyah)
  11. Sad: 24
  12. An-Najm: 62 (ayat terakhir)
  13. Al-Inshiqaq: 20-21
  14. Al-‘Alaq: 19 (ayat terakhir)

Ayat-ayat Sajadah sering ditandai dengan simbol seperti kubah atau tugu di sisi kanan atau kiri.

Dalam hadis yang disebutkan dalam artikel tersebut, sujud tilawah memiliki keutamaan besar. Hadis tersebut menyatakan bahwa jika seseorang membaca ayat Sajadah dan kemudian sujud, setan akan menjauhinya dengan menangis, karena manusia patuh dan setia dalam melaksanakan sujud, sementara setan menolak untuk melakukannya dan pantas mendapatkan hukuman neraka.

Artikel tersebut memberikan pemahaman yang baik tentang konsep sujud tilawah, ayat-ayat Sajadah, dan keutamaan sujud tilawah berdasarkan hadis.

Tata Cara Melakukan Sujud Tilawah

Para ulama sepakat bahwa cara melakukan sujud tilawah yang benar adalah satu kali saja. Bentuk sujudnya pun sama dengan sujud dalam salat seperti biasanya. Namun, ada perbedaan cara melakukannya di dalam salat dan di luar salat.

Cara Sujud Tilawah di Luar Salat

Jika mendengar ayat Sajadah saat tidak salat, ada dua pendapat:

  1. Pertama, mengangkat tangan dan mengucapkan takbir, berhenti sejenak, kemudian takbir lagi saat turun sujud tanpa mengangkat tangan. Bangun, duduk sejenak tanpa tahiyat, lalu akhiri dengan salam.
  2. Kedua, turun dalam posisi sujud tanpa mengangkat tangan atau takbir sebelumnya. Duduk ke posisi tasyahud, tanpa salam akhir.

Cara Sujud Tilawah di Dalam Salat

Dalam salat sendiri, sujud tilawah dilakukan dengan mengucapkan takbir, sujud satu kali, membaca doa sujud tilawah, berdiri kembali, lalu melanjutkan salat hingga salam.

Jika salat berjamaah, ikuti imam. Jika imam tidak sujud tilawah, tidak perlu. Jika imam sujud tilawah, ikuti.

Bacaan Sujud Tilawah

Bacaan saat sujud tilawah mirip bacaan sujud dalam salat. Ada bacaan lain:

  1. Bacaan dari Hudzaifah, Rasulullah sujud dengan membaca: “Subhaana robbiyal a’laa” (Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi).
  2. Bacaan dari Aisyah, Nabi Muhammad SAW membaca saat ruku dan sujud: “Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy” (Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku).
  3. Bacaan dari Ali bin Abi Tholib, Rasulullah sujud dengan membaca doa yang panjang. Artinya, dia bersujud kepada Allah, beriman, dan berserah diri, serta mengagungkan Allah.

Hukum Sujud Tilawah

Sujud tilawah adalah sunnah, seperti yang ditegaskan dalam hadis:

  1. “Wahai manusia, kita melewati ayat sajadah. Barangsiapa bersujud, dia mendapatkan pahala. Barangsiapa tidak bersujud, dia tidak berdosa.” – Hadis riwayat Bukhari.
  2. Nabi membacakan surat An-Najm, tetapi tidak sujud. – Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

Hikmah Sujud Tilawah

  1. Perlindungan dari Setan: Orang yang melakukan sujud tilawah akan dijauhi oleh setan. Ini mencegah godaan setan yang dapat mengarahkan manusia kepada perbuatan durhaka.
  2. Jaminan Surga: Pelaksanaan sujud tilawah memberikan jaminan surga dari Allah SWT. Namun, jaminan ini tergantung pada keseluruhan ketakwaan dan amal baik seseorang, bukan hanya sekadar sujud tilawah.
  3. Kepatuhan dan Kerendahan Hati: Sujud tilawah menjadi ekspresi patuh dan rendah hati terhadap perintah Allah. Ini adalah bentuk penghormatan dan pengabdian kepada-Nya.
  4. Pengingat Kesalahan Manusia: Sujud tilawah mengingatkan manusia bahwa mereka rentan terhadap kesalahan dan lupa. Ini mencegah timbulnya sifat sombong, angkuh, dan takabur, serta mendorong perbaikan akhlak.
  5. Kesadaran atas Keagungan Allah: Melalui sujud tilawah, manusia disadarkan akan keagungan Allah sebagai Pencipta dan Penguasa segalanya. Ini memperkuat kesadaran akan kedaulatan-Nya.
  6. Bentuk Rasa Syukur: Sujud tilawah juga menjadi wujud rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. Ia mengingatkan manusia untuk bersyukur atas berbagai karunia-Nya.

Download PDF

Rangkuman PAI Kelas 7 Bab 4 Mengagungkan Allah Swt. dengan tunduk pada perintah-Nya.pdf
Kampusimpian.com
Jika tidak terdownload otomatis silahkan klik Download Ulang. Dan jika link rusak silahkan lapor melalui halaman Contact Us.

Rangkuman Kelas lain

[wptb id=22123]

Tim Edu

Platform Pendidikan digital yang berdiri sejak 2019 banyak membagikan Tips belajar, Info Kampus, dan Materi belajar gratis.

Artikel Terkait

Back to top button

Hemzz, kamu pakai adBlocker yaa πŸ˜₯?

Dengan adanya iklan, kamu mendukung kami untuk terus mengembangkan situs ini menjadi lebih baik lagi. Silakan nonaktifkan... Makasih ya 😁✌🏼