close

Klasifikasi Makhluk Hidup – Biologi Kelas 10

Klasifikasi makhluk hidup merupakan salah satu topik penting dalam biologi yang dipelajari di kelas 10. Klasifikasi ini membantu kita memahami dan mengelompokkan berbagai jenis makhluk hidup berdasarkan karakteristik dan hubungan evolusi mereka. Dengan demikian, kita dapat mengidentifikasi, menyebutkan, dan mempelajari organisme dengan cara yang lebih terstruktur dan sistematis. Lihat Semua Rangkuman Materi Biologi Kelas 10 Kurikulum Merdeka.

Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup

Sistem klasifikasi makhluk hidup telah berkembang dari waktu ke waktu. Pada awalnya, Aristoteles mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok besar: tumbuhan dan hewan. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, sistem klasifikasi menjadi lebih kompleks dan rinci.

Pada abad ke-18, Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem taksonomi yang lebih sistematis dan universal. Linnaeus mengembangkan sistem binomial nomenklatur yang menggunakan dua nama (genus dan spesies) untuk menamai setiap organisme. Misalnya, manusia diberi nama ilmiah Homo sapiens.

Tingkatan Taksonomi

Dalam sistem klasifikasi modern, makhluk hidup dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan taksonomi. Tingkatan ini, dari yang paling umum hingga yang paling spesifik, adalah sebagai berikut:

  1. Kingdom (Kerajaan)
  2. Phylum (Filum) atau Divisio (untuk tumbuhan)
  3. Class (Kelas)
  4. Order (Ordo)
  5. Family (Famili)
  6. Genus
  7. Species (Spesies)

Setiap tingkatan ini mencerminkan tingkat hubungan kekerabatan antar organisme. Misalnya, dua spesies dalam genus yang sama lebih dekat hubungannya dibandingkan dengan dua spesies dalam famili yang berbeda.

Lima Kingdom Makhluk Hidup

Sistem klasifikasi yang umum digunakan saat ini membagi makhluk hidup ke dalam lima kingdom utama:

  1. Monera
    • Termasuk organisme prokariot seperti bakteri.
    • Tidak memiliki nukleus sejati dan organel bermembran.
    • Contoh: Escherichia coli (bakteri usus).
  2. Protista
    • Organisme eukariotik sederhana, sebagian besar uniseluler.
    • Dapat berupa autotrof (seperti alga) atau heterotrof (seperti protozoa).
    • Contoh: Amoeba dan Paramecium.
  3. Fungi (Jamur)
    • Kebanyakan bersifat multiseluler (kecuali ragi yang uniseluler).
    • Tidak memiliki klorofil dan mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan bahan organik.
    • Contoh: Agaricus (jamur kancing) dan Saccharomyces cerevisiae (ragi).
  4. Plantae (Tumbuhan)
    • Organisme autotrof yang mampu melakukan fotosintesis.
    • Memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
    • Contoh: Mangifera indica (mangga) dan Oryza sativa (padi).
  5. Animalia (Hewan)
    • Organisme eukariotik multiseluler yang heterotrof.
    • Tidak memiliki dinding sel dan biasanya memiliki sistem saraf dan otot.
    • Contoh: Canis lupus familiaris (anjing) dan Homo sapiens (manusia).

1 2Laman berikutnya

Tim Edu

Platform Pendidikan digital yang berdiri sejak 2019 banyak membagikan Tips belajar, Info Kampus, dan Materi belajar gratis.

Artikel Terkait

Back to top button

Hemzz, kamu pakai adBlocker yaa 😥?

Dengan adanya iklan, kamu mendukung kami untuk terus mengembangkan situs ini menjadi lebih baik lagi. Silakan nonaktifkan... Makasih ya 😁✌🏼