close

Bab 3 Membangun Jati Diri Keindonesiaan

A.Menganalisis Tumbuhnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme

Ada beberapa hal yang menghidupkan ruh kebangsaan dan Nasionalisme di Indonesia, antara lain:

1.Politik Etis

Politik Etis adalah kebijakan politik baru yang diterapkan oleh pemerintah colonial Belanda pada awal abad 20. Ada tiga program Politik Etis, yaitu irigasi, edukasi, dan trasmigrasi. Dari program-program ini, akhirnya ruh kebangsaan lahir di tengah-tengah rakyat

2.Pers Membawa Kemajuan

Pada awal abad ke-20, para priyayi baru menuangkan gagasannya melalui pers (media cetak) mengenai isu-isu perubahan.Isu-isu yang dipopulerkan, yaitu terkait dengan peningkatan status sosial rakyat bumiputra dan peningkatan kehidupan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik.Berkat peran pers, akhirnya rakyat mulai berfikir untuk maju.

3.Modernisme dan Reformasi Islam

Semangat kebangkitan juga didorong oleh gerakan modernis Islam.Semangat modernisme itu berlandaskan pada pencarian nilai-nilai yang mengarah pada kemajuan dan pengetahuan. 

Modernisme diartikan sebagai cara berpikir dengan peradaban Barat, dengan merujuk upaya mengejar ketertinggalan melalui pencarian mendasar etik kepada Islam untuk kebangkitan politik dan budaya.

Reformasi biasanya diartikan sebagai pembaruan melalui pemurnian agama. Reformasi agama (Islam) diartikan sebagai gerakan untuk memperbaharui cara berpikir dan cara hidup umat menurut ajaran yang murni.

B.Menganalisis Perjuangan Organisasi Pergerakan Kebangsaan

Untuk menyatukan masyarakat yang sudah memiliki jiwa bergerak untuk kebangsaan, maka dibentuklah berbagai organisasi. Diantaranya:

1.Organisasi Awal Pergerakan

  • Budi Utomo. (1908)
  • Sarekat Islam. (1909)
  • Indische Partij. (1912)

2.Organisasi Keagamaan

  • Muhammadiyah (1912)
  • Nahdlatul Ulama (1926)
  • Al Irsyad. (1914)
  • Sumatera Thawalib. (1918)
  • Persatuan Tarbiyah Islamiyah. (1930)
  • Persatuan Islam. (1923)
  • Majelis Islam Ala Indonesia yang pada tahun 1943 berubah menjadi Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).

3.Organisasi Pemuda

  • Trikoro Darmo. (1915)
  • Jong Sumatera Bond. (1917)
  • Jong Minahasa.
  • Jong Celebes.
  • Jong Ambon.
  • Perhimpunan.
  • Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). (1925)
  • Jong Indonesia. (1927)

4.Organisasi Wanita

  • Putri Mardika. (1912)
  • Kartini Fonds. (1912)
  • Pawiyatan Wanito. (1915)
  • Wanita Susilo. (1918)
  • Budi Sejati. (1919)
  • Sarekat Siti Fatimah. (1918)
  • Aisyiah. (1914)
  • Nahdatul Fa’at. (1920)
  • Wanita Utama. (1921) 
  •  Wanita Khatolik. (1924)  
  • Wanita Taman Siswa. (1922)
  • Jong Islamieten Bond Dames Afdeeling.(1925)
  •  Putri Indonesia. (1927)
  • Puteri Setia. (1928)

5.Partai Komunis Indonesia.(1914)

6.Perhimpunan Indonesia. (1908)

7.Taman Siswa. (1922)

8.Organisasi Buruh. (1918)

C.Menganalisis Proses Penguatan Jati Diri Bangsa

Proses penguatan jati diri bangsa diawali dari adanya peristiwa “Sumpah Pemuda”. Peristiwa ini terjadi di acara Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Dalam peristiwa ini telah digelorakan semangat persatuan dan kesatuan yang sangat penting artinya bagi perjuangan rakyat Indonesia pada masa-masa berikutnya.Acara ini juga menunjukkan identitas keindonesiaan.Dan pada akhirnya Indonesia merdeka adalah tujuan dari seluruh pemuda yang ada di negeri Nusantara.

Back to top button