close

BAB 5 Analisis dan Eksplorasi Karya Tari Tradisional

A. Fungsi Tari

  1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara

Tari yang berfungsi sebagai upacara, apabila tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai sesajian.

  1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi

Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi, memiliki ciri gerak yang spontan. Pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat.

  1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis

Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis, adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukan.

B. Simbol Tari

  1. Mengamati simbol dalam gerak

Misalnya gerak tari memanah dalam tari Beksa Panah dari Kalimantan Selatan. Gerak ini memiliki kesamaan antara gerak dalam tari dengan gerak yang sebenarnya, atau dengan kata lain gerak memanah pada tari Beksa Panah meniru dari gerak memanah. Dengan demikian maka gerak ini memiliki simbol gerak bermakna.

  1. Mengamati simbol dalam busana

Misalnya tari Gawil dari Jawa Barat: Busama yang dipakai penari adalah jenis busana bangsawan Sunda pada abad 19. Simbol status kebangsawanan diperoleh dari motif, kain, model jas dan tutup kepala, serta asesoris busana (kalung rantai dan kancing mas) yang hanya dipakai oleh kalangan bangsawan Sunda.

C. Jenis Tari

  1. Tari tradisional yang ditampilkan oleh seorang penari
  2. Tari tradisional yang ditampilkan secara berpasangan
  3. Tari tradisional yang ditampilkan secara kelompok

D. Konsep Tari Tradisional

  1. Mengamati konsep tari tradisional
  2. Mengamati konsep tari tradisional klasik

Konsep tari tradisional dalam tari tradisional klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

– Tari yang hidup di lingkungan keraton

– Gerak-gerak tarinya memiliki pakem (aturan) tertentu.

– Memiliki keindahan mengikuti aturan keraton.

– Ruang, tenaga dan waktu memiliki standar keraton.

– Diketahui penciptanya

Contoh tari tradisional klasik: Tari Serimpi, Tari Bedhaya, Tari Beksan Lawung, Tari Pakarena, Tari Legong Kraton, dll.

  1. Mengamati konsep tari tradisional kerakyatan

– Tari yang hidup di lingkungan rakyat yang sifatnya komunal

– Memiliki nilai yang berpijak pada tradisi setempat

– Terkadang memiliki kekuatan magis ritus tertentu

– Tidak diketahui penciptanya

Contoh tari tradisional kerakyatan: Sintren, Sisingaan, Ronggeng Gunung, Ronggeng Ketuk, Seblang dll.

Back to top button