close

Bab III Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara

Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Pertama, sarjana-sarjana Barat—kebanyakan dari Negeri Belanda—mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.

Kedua, Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia (Iran sekarang).Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu.

Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M.

Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau

Berita Tome Pires dalam Suma Oriental (1512-1515) memberikan gambaran mengenai keberadaan jalur pelayaran jaringan perdagangan, baik regional maupun internasional.Ia menceritakan tentang lalu lintas dan kehadiran para pedagang di Samudra Pasai yang berasal dari Bengal, Turki, Arab, Persia, Gujarat, Kling, Malayu, Jawa, dan Siam. Selain itu Tome Pires juga mencatat kehadiran para pedagang di Malaka dari Kairo, Mekkah, Aden, Abysinia, Kilwa, Malindi, Ormuz, Persia, Rum, Turki, Kristen Armenia, Gujarat, Chaul, Dabbol, Goa, Keling, Dekkan, Malabar, Orissa, Ceylon, Bengal, Arakan, Pegu, Siam, Kedah, Malayu, Pahang, Patani, Kamboja, Campa, Cossin Cina, Cina,Lequeos, Bruei, Lucus, Tanjung Pura, Lawe,Bangka, Lingga, Maluku, Banda, Bima, Timor,Madura, Jawa, Sunda, Palembang, Jambi,Tongkal, Indragiri, Kapatra, Minangkabau, Siak,Arqua, Aru, Tamjano, Pase, Pedir, dan Maladiva.

Berdasarkan kehadiran sejumlahpedagang dari berbagai negeri dan bangsa diSamudra Pasai, Malaka, dan bandar-bandardi pesisir utara Jawa sebagaimana diceritakanTome Pires, dapat disimpulkan adanya jalur-jalur pelayaran dan jaringanperdagangan antara beberapa kesultanan diKepulauan Indonesia baik yang bersifat regionalmaupun internasional.

Islam Masuk Istana Raja

Kerajaan Islam di Sumatera

Sejak awal kedatangan Islam, Pulau Sumatra termasuk daerah pertama dan terpenting dalam pengembangan agama Islam di Indonesia.Dikatakan demikian mengingat letak Sumatra yang strategis dan berhadapan langsung dengan jalur perdangan dunia, yakni Selat Malaka.

Kerajaan Samudra Pasai

Samudra Pasai diperkirakan tumbuh berkembang antara tahun 1270 dan 1275, atau pertengahan abad ke-13 M. Kerajaan ini terletak lebih kurang 15 km di sebelahtimur Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam.

Kesultanan Aceh Darussalam

Kesultanan Aceh Darussalam didirikan kurang lebih pada tahun 1496 M. Sesuai namanya, kerajaan ini terletak di wilayah Aceh.Sultan yang paling terkenal dari kesultanan ini adalah Sultan Iskandar Muda.

Kerajaan-kerajaan Islam di Riau

Kerajaan Islam yang ada di Riau dan Kepulauan Riau menurut berita Tome Pires antaralain Kerajaan Kampar, Indragiri, dan Siak. 

Kerajaan Islam di Jambi

Kerajaan Islam di Jambi terbentuk kurang lebih pada pertengahan abad ke-15 M.

Kerajaan Islam di Sumatera Selatan

Sejak Kerajaan Sriwijaya mengalami kelemahan bahkan runtuh sekitar abad ke-14, mulailah proses Islamisasi sehingga pada akhir abad ke-15 muncul komunitas Muslim di Palembang. Secara resmi, kerajaan islam di Sumatera Selatan yang bernama Kesultanan Palembang. Kerajaan ini didirikan pada sekitar tahun 1659 M.

Kerajaan Islam di Sumatera Barat

Islam yang datang dan berkembang di Sumatra Barat diperkirakan pada akhir abad ke-14 atau abad 15, sudah memperoleh pengaruhnya di kerajaan besar Minangkabau.

Kerajaan Islam di Jawa

Berdasarkan catatan sejarah,I slam itu sudah lama masuk ke Pulau Jawa, jauh sebelum bangsa Barat menjejakkan kaki di pulau ini. Untuk lebih jelasnya marilah kita paparkan sekelumit kerajaan-kerajaan Islam di Pulau Jawa.

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak berdiri sekitar tahun 1500 M. Ketika masa kejayaannya, kekuasaan Kerajaan Demak meliputi Pesisir Jawa bagian tengah dan timur, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan.  Raja yang paling terkenal dari kerajaan ini adalah Raden Fatah.

Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram berdiri sekitar tahun 1587 M. Pada masa jayanya, kerajaan ini menyatukan sebagian pulau Jawa, Madura, dan Sukadana.  Raja yang paling terkenal adalah Mas Rangsang atau yang lebih dikenal Sultan Agung

Kesultanan Banten

Kesultanan Banten berdiri sekitar 1526 M. Kerajaan ini terletak di bagian barat Pulau Jawa.Sultan yang terkenal adalah Sultan Ageng Tirtayasa.

Kesultanan Cirebon

Kesultanan Cirebon berdiri sekitar tahun 1400-an. Kesultanan Cirebon terletak di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.Raja yang terkenal dari kerajaan ini adalah Syarif Hidayatullah.

Kerajaan Islam di Kalimantan

Di samping Sumatra dan Jawa, ternyata di Kalimantan juga terdapat beberapa kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Di antara kerajaan Islam itu adalah Kesultanan Pasir, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Pagatan, Kesultanan Sambas, Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau, Kesultanan Sambaliung, Kesultanan Gunung Tabur, Kesultanan Pontianak, Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bulungan.

Kerajaan Islam di Sulawesi

Di daerah Sulawesi juga tumbuh kerajaan-kerajaan bercorak Islam.Munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi tidak terlepas dari perdagangan yang berlangsung ketika itu.Berikut ini adalah beberapa kerajaan Islam di Sulawesi di antaranya Gowa-Tallo, Bone, Wajo dan Soppeng, dan Kesultanan Buton.

Kerajaan Islam di Maluku Utara

Di daerah Maluku Utara terdapat dua kerajaan besar bercorak Islam, yakni Ternate dan Tidore.Kedua kerajaan ini terletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku Utara.Kedua kerajaan itu pusatnya masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore, tetapi wilayah kekuasaannya mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua.

Kerajaan Islam di Papua

Sumber-sumber sejarah menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Papua sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, berdasarkan bukti sejarah terdapat sejumlah kerajaan-kerajaan Islam di Papua, yakni: Kerajaan Waigeo, Kerajaan Misool, Kerajaan Salawati, Kerajaan Sailolof, Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati (terdiri dari  Kerajaan Atiati, Sekar, Patipi, Arguni, dan Wertuar), Kerajaan Kowiai (Namatota), Kerajaan Aiduma,  Kerajaan Kaimana.

Kerajaan Islam di Nusa Tenggara

Kehadiran Islam ke daerah Nusa Tenggara antara lain ke Lombok diperkirakan terjadi sejak abad ke-16 yang diperkenalkan Sunan Perapen, putra Sunan Giri. Islam masuk ke Sumbawa kemungkinan datang lewat Sulawesi, melalui dakwah para mubalig dari Makassar antara 1540-1550. Kemudian berkembang pula kerajaan Islam antara lain Kerajaan Selaparang dan Kerajaan Bima.

Jaringan Keilmuwan di  Nusantara

Sebagai agama yang paripurna, islam pun mengatur persoalan pendidikan. Bahkan dalam sejarahnya, islam sangat memperhatikan persoalan ini. Buktinya Sultan-sultan di Indonesia mendanai kegiatan-kegiatan di masjid.Bahkan mereka juga mendatangkan para ulama, baik dari mancanegara, terutama Timur Tengah, maupun dari kalangan ulama pribumi sendiri.Para ulama yang kemudian juga difungsikansebagai pejabat-pejabat negara, bukan saja memberikan pengajaran agama Islam di masjid-masjid negara, tetapi juga di istana sultan.Para sultan dan pejabat tinggi rupanya juga menimba ilmu dari para ulama.Seperti halnya yang terjadi di Kerajaan Islam Samudera Pasai dan Kerajaan Malaka.

Berkembangnya pendidikan dan pengajaran Islam, telah berhasilmenyatukan wilayah Nusantara yang sangat luas. Dua hal yangmempercepat proses itu yaitu penggunaan aksara Arab dan bahasaMelayu sebagai bahasa pemersatu (lingua franca). Semua ilmu yangdiberikan di lembaga pendidikan Islam di Nusantara ditulis dalamaksara Arab, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Melayuatau Jawa.Aksara Arab itu disebut dengan banyak sebutan, sepertihuruf Jawi (di Melayu) dan huruf pegon (di Jawa).Luasnya penguasaanaksara Arab ke Nusantara telah membuat para pengunjung asal Eropake Asia Tenggara terpukau oleh tingginya tingkat kemampuan bacatulis yang mereka jumpai.

Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam

Masuknya islam juga menjadikan adanya proses akulturasi kebudayaan, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya corak islam dalam beberapa sisi kebudayaan, antara lain:

  • Seni Bangunan
  • Seni Ukir
  • Aksara dan Seni Sastra
  • Kesenian 
  • Kalender

Proses Integrasi Nusantara

Integrasi suatu bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya integrasi akan melahirkan satu kekuatan bangsa yang ampuh dan segala persoalan yang timbul dapat dihadapi bersama-sama. Proses integrasi bangsa ini dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

  • Peranan Para Ulama
  • Peran Perdagangan Antar Pulau
  • Peran Bahasa.
Back to top button

Pemblokir Iklan Terdeteksi

Silakan untuk Menonaktifkan Adblocker ya, agar bisa mengakses semua layanan ini secara gratis!