Materi Archaebacteria dan Eubacteria Kelas 10: Definisi, Ciri, Struktur, Klasifikasi

Daftar Isi
- 1 Defenisi Archaebacteria
- 2 Klasifikasi Archaebacteria
- 3 Ciri-ciri Archaebacteria
- 4 Struktur Tubuh Archaebacteria
- 5 Klasifikasi Archaebacteria
- 6 Reproduksi Archaebacteria
- 7 Defenisi Eubacteria (Bakteri)
- 8 Ciri-ciri Eubacteria (Bakteri)
- 9 Struktur Eubacteria (Bakteri)
- 10 Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Beberapa Faktor
- 11 Kesimpulan
Berikut ini adalah Ringkasan Materi Kelas 10 Tentang Archaebacteria dan Eubacteria. Meskipun kedengarannya kayak makhluk-makhluk kecil yang asing, tapi pengetahuan tentang mereka itu penting banget, geng! Pertama, Archaebacteria dan Eubacteria ini termasuk makhluk hidup yang nggak keliatan mata telanjang, tapi punya peran penting banget di alam kita. Mereka jadi bagian dari mikroorganisme, kayak keluarga yang kecil-kecil, tapi punya kekuatan besar dalam ekosistem. Contohnya, Archaebacteria ini bisa hidup di lingkungan yang ekstrem, kayak mata air panas atau ventilasi hidrotermal bawah laut. Nah, pengetahuan tentang mereka ini bantu kita paham lebih dalam tentang keberagaman makhluk hidup di bumi.
Kedua, Eubacteria atau bakteri ini juga gak kalah pentingnya, loh! Mereka ini mikroorganisme prokariotik yang punya berbagai bentuk dan peran yang berbeda di alam. Kalo lo pernah denger kata “bakteri” yang sering bikin orang mikir penyakit, yep, itu salah satu jenis Eubacteria. Tapi jangan salah, ada juga Eubacteria yang baik dan punya peran positif, kayak yang bantu mengurai sampah atau bantu proses pembuatan makanan fermentasi, contohnya nih, bakteri yang bikin keju! Dengan belajar tentang Archaebacteria dan Eubacteria, lo jadi nggak cuma tau tentang mikroorganisme kecil yang nggak keliatan, tapi juga paham betapa pentingnya peran mereka di alam dan kesehatan kita.
Defenisi Archaebacteria
Euy, tau nggak sih kalau archaebacteria itu salah satu dari tiga grup besar makhluk hidup? Pada tahun 1977, ada tipe orang bernama Carl Woese dari Amerika yang mengelompokkan makhluk hidup jadi tiga kategori, yaitu archaebacteria, bakteri, dan eukarya.
Klasifikasi Archaebacteria
Ada juga nih, di tahun 1969, ada orang Amerika lagi, namanya Robert H. Whittaker, yang ngeklasifikasikan makhluk hidup jadi 5 kingdom, kayak Animalia, Plantae, Fungi, Protista, dan Monera. Nah, archaebacteria atau archaea tuh termasuk bagian dari Kingdom Monera yang prokariotik, artinya nggak punya membran inti.
Nah, lo juga harus tahu nih, archaebacteria ini adalah salah satu organisme tertua yang masih hidup di bumi. Namanya “archaea” itu diambil dari bahasa Yunani, artinya kuno atau primitif. Keren ya, mereka bisa bertahan di lingkungan ekstrem, yang katanya mirip dengan kondisi awal bumi dulu.
Ciri-ciri Archaebacteria
Kingdom Monera itu terdiri dari archaebacteria dan eubacteria. Meskipun keduanya sama-sama prokariotik dan nggak punya membran inti, tapi mereka beda cukup mendasar. Makanya, lo harus tahu nih ciri-ciri khas archaebacteria. Ini dia, ciri-cirinya:
- Organisme prokariotik.
- Dinding sel archaebacteria terbuat dari polisakarida dan protein, nggak ada peptidoglikan.
- Katanya dari Ensiklopedia Britannica, archaebacteria punya banyak RNA polimerase yang banyak mengandung polipeptida, lebih dari 8 polipeptida gitu.
- Archaebacteria punya inisiator RNA transfer (tRNA) dengan metionin yang nggak dimodifikasi.
- Mereka bisa hidup di tempat yang ekstrem, kayak lingkungan dengan garam atau suhu yang tinggi banget.
- Ada yang bisa bikin gas metana (CH4), khususnya yang masuk dalam klasifikasi Euryarchaeota.
- Gak ada retikulum endoplasma (RE), mitokondria, lisosom, dan badan golgi di tubuh mereka.
- Selnya terbuat dari lemak, yang ikatannya berupa ester dan unit isoprene.
- Mereka bisa hidup sendiri atau bersamaan dalam bentuk koloni.
- Ukurannya sekitar 0,1 – 15 mikrometer.
Baca Juga: Defenisi Virus, Bentuk, Struktur Tubuh, Jenis dan Dampak
Struktur Tubuh Archaebacteria
Kromosom
Kromosom pada archaebacteria berbentuk sirkular dan berfungsi untuk menyimpan materi genetik, yaitu DNA yang penting untuk reproduksi dan kelangsungan hidup selnya.
Ribosom
Ribosom adalah organel kecil yang berperan dalam sintesis protein, sehingga sangat penting dalam berbagai proses sel.
Plasmid
Plasmid hampir serupa dengan kromosom, berisi materi genetik yang terpisah dari kromosom utama. Biasanya terletak di sitoplasma dan berfungsi dalam rekayasa genetika.
Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan tidak berwarna yang mengisi sel, di dalamnya terdapat air, protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, ribosom, asam nukleat, dan garam mineral. Sitoplasma berperan sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein, pencernaan makanan, dan berbagai reaksi metabolisme sel.
Inklusi
Inklusi memiliki peran penting sebagai tempat penyimpanan hasil metabolisme sel.
Dinding Sel
Dinding sel archaebacteria terdiri dari polisakarida dan protein, namun tidak mengandung peptidoglikan seperti pada eubacteria. Perbedaan ini menjadi ciri khas antara archaebacteria dan eubacteria.
Membran Sel atau Membran Plasma
Fungsi membran sel adalah sebagai pelindung dan pengatur transfer materi masuk dan keluar sel. Membran sel ini bersifat selektif semipermeabel, artinya hanya molekul atau zat tertentu yang dapat ditransfer. Strukturnya terdiri dari fosfolipid dan protein.
Kapsul
Kapsul bukan dimiliki oleh semua bakteri. Hanya bakteri patogen atau penyebab penyakit yang memiliki kapsul. Fungsinya adalah mencegah fagositosis sebagai bentuk pertahanan. Kapsul terbuat dari polisakarida dan air, membantu archaebacteria menempel pada permukaan atau bakteri lain.
Flagela
Flagela, juga dikenal sebagai rambut getar, adalah alat gerak pada beberapa bakteri. Namun, tidak semua bakteri memiliki flagela. Ada juga struktur lain yang disebut pili yang berperan dalam mentransfer DNA dari satu bakteri ke bakteri lainnya selama konjugasi.
Klasifikasi Archaebacteria
Crenarchaeota
Crenarchaeota adalah jenis archaea yang banyak ditemukan di lingkungan laut. Mereka merupakan organisme yang mengoksidasi amonia paling banyak di tanah dan berkontribusi sekitar 20% dari mikroorganisme di picoplankton lautan di seluruh dunia. Mereka sering ditemukan di lingkungan yang bersuhu tinggi, seperti mata air panas dan ventilasi hidrotermal di dasar laut.
Euryarchaeota
Mikroorganisme euryarchaeota ini keren, loh! Mereka bisa menghasilkan metana, baik dari sedimen laut maupun dari lahan pertanian seperti persawahan. Kaya crenarchaeota, mereka juga sering ditemukan di lingkungan panas, terutama yang terlibat dalam produksi metana, dan ada beberapa yang hidup di ladang garam yang cenderung asin.
Thaumarchaeota
Nah, thaumarchaeota ini punya peran penting dalam ekosistem air dan darat, lho! Mereka adalah pengoksidasi amonia pertama yang terlibat dalam proses nitrifikasi. Contohnya adalah Nitrosopumilus maritimus, yang habitatnya ada di laut.
Korarchaeota
Jenis korarchaeota ini diketemukan dari sampel air panas di Taman Nasional Yellowstone, yang memang terkenal dengan sumber mata air panasnya.
Nanoarchaeota
Yang terakhir, nanoarchaeota ini juga hidup di lingkungan yang suhunya tinggi. Yang unik, mereka tumbuh dan berkembang di permukaan archaea lainnya. Saat ini, mereka belum bisa dideteksi dalam kultur murni dan hanya ditemukan dalam kultur campuran di laboratorium.
Baca Juga: Ruang Lingkup Biologi
Reproduksi Archaebacteria
Archaebacteria melakukan reproduksi dengan cara aseksual, dan ada beberapa cara yang sama dengan eubacteria. Jadi, cara reproduksi mereka mirip-mirip gitu.
Pertama, pembelahan biner. Archaea membelah diri menjadi dua sel yang identik dengan materi genetik yang sama persis. Ini biasanya terjadi dalam waktu 1-3 jam, bahkan ada yang bisa setiap 20 menit kalau lingkungannya ideal. Anaknya bakal sama persis kayak orang tuanya. Ini berlangsung ketika lingkungan mendukung.
Kedua, pembentukan tunas. Archaebacteria yang menggunakan cara ini akan membentuk tunas terlebih dahulu yang menyerupai ranting. Tunas tersebut akan melepaskan diri dan membentuk bakteri baru yang melekat pada tubuh induknya. Anaknya mirip sama induknya, tapi biasanya lebih kecil.
Ketiga, fragmentasi. Nah, ini kayak bakteri memutuskan diri menjadi fragmen-fragmen untuk membentuk individu baru. Seperti kloning gitu deh. Fragmentasi bisa terjadi sengaja atau enggak, bisa karena ulah manusia juga. Kalau fragmentasi ini terjadi secara tidak sengaja, bakteri harus bisa meregenerasi diri agar bisa berfungsi dan reproduksi.
Intinya, archaebacteria punya beberapa cara unik untuk melakukan reproduksi aseksual, yang memungkinkan mereka berkembang biak dengan cepat dan efisien di lingkungan yang sesuai.
Defenisi Eubacteria (Bakteri)
Eubacteria diambil dari bahasa Yunani yang artinya sejati. Biasanya juga disebut sebagai bacteria (bakteri) karena berasal dari kata bacterion yang berarti batang kecil.
Jadi, eubacteria atau bakteri ini mirip dengan archaebacteria, karena keduanya adalah organisme prokariotik uniseluler yang ukurannya sangat kecil, butuh mikroskop untuk melihatnya.
Bakteri disebut prokariotik karena selnya tidak punya membran inti. Sel tunggal ini berukuran mikroskopis, sekitar 1-5 mikrometer.
Penemuan bakteri dilakukan oleh ilmuwan Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek pada tahun 1674, yang juga penemu mikroskop lensa tunggal. Istilah “bakteri” sendiri diperkenalkan pada tahun 1828 oleh Ehrenberg, seorang ilmuwan Jerman.
Ciri-ciri Eubacteria (Bakteri)
- Organisme uniseluler prokariotik yang hidup berkoloni.
- Ukurannya sekitar 1-5 mikrometer, jadi sangat mikroskopis.
- Dinding selnya terbuat dari peptidoglikan.
- Ketika kondisinya tidak menguntungkan, bakteri bisa membentuk endospora.
- Bakteri memiliki membran lipid dengan asam lemak yang terhubung ke molekul gliserol dengan ikatan ester.
- RNA polimerase di dalam bakteri terdiri dari 4 polipeptida.
- Ada inisiator tRNA atau RNA transfer yang mengandung metionin yang sudah dimodifikasi.
- Biasanya, bakteri berkembang biak secara vegetatif.
Jadi, itulah beberapa ciri khas yang bisa mengenali bakteri, makhluk hidup kecil tapi penting dalam ekosistem dan banyak mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Struktur Eubacteria (Bakteri)
Jadi, bentuk tubuh archaebacteria dan eubacteria hampir sama. Bedanya, struktur komposisinya berbeda. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar struktur sel bakteri berikut ini.
Struktur bakteri dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu struktur luar dan struktur dalam. Struktur luar meliputi dinding sel, kapsul, membran plasma, flagel, dan pili. Sedangkan struktur dalam meliputi sitoplasma, nukleoid, ribosom, dan plasmid. Mari kita bahas satu persatu struktur bakteri dan fungsinya!
Kapsul
Kapsul adalah lapisan pelindung terluar dari bakteri yang berfungsi mencegah fagositosis, yaitu ketika sel bakteri dimakan oleh sel yang lebih besar. Selain itu, kapsul membantu bakteri menempel pada substrat atau sel lainnya. Perlu diingat bahwa tidak semua bakteri memiliki kapsul. Biasanya bakteri patogen yang menyebabkan penyakit yang memiliki kapsul.
Dinding Sel
Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan, suatu makromolekul yang terdiri dari polisakarida dan protein. Dinding sel ini bertanggung jawab mempertahankan bentuk sel bakteri dan mencegah pecahnya sel saat berada di lingkungan yang hipotonis. Bakteri dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan lapisan dinding selnya, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif.
Membran Plasma
Membran plasma atau membran sel merupakan lapisan pelindung yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat dan bertindak sebagai reseptor lingkungan.
Ribosom
Ribosom adalah organel kecil yang berperan dalam sintesis protein. Mereka bekerja sama dengan kromosom dan menciptakan protein yang dibutuhkan oleh sel. Selain itu, ribosom juga berfungsi menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat pembelahan sel, dan menerima DNA saat proses reproduksi seksual pada bakteri (konjugasi).
Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan tak berwarna yang ada di dalam sel, mengandung berbagai komponen seperti air, protein, karbohidrat, lemak, ribosom, asam nukleat, dan garam mineral. Sitoplasma berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme sel, sintesis protein, dan pencernaan makanan.
DNA
DNA adalah materi genetik dalam sel bakteri. Ada dua jenis DNA dalam bakteri, yaitu DNA kromosom dan DNA nonkromosom (plasmid). DNA kromosom berfungsi menyimpan materi genetik dan berbentuk sirkular. Sedangkan DNA nonkromosom (plasmid) berukuran lebih kecil dan terpisah dari kromosom utama. Plasmid berperan dalam transfer materi genetik ke organisme lain dan menentukan sifat-sifat khusus seperti sifat patogen, fertilitas, atau kekebalan terhadap antibiotik.
Flagel
Flagel adalah alat gerak bakteri yang terdiri dari senyawa protein. Flagel ini juga disebut sebagai rambut getar. Tapi tidak semua bakteri memiliki flagel.
Pili
Pili atau fimbriae adalah rambut-rambut lebih kecil dan kaku daripada flagel. Pili membantu bakteri menempel pada media tempat hidupnya dan menempelkan diri pada sel bakteri lain saat proses konjugasi untuk mentransfer DNA.
Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Beberapa Faktor
Berdasarkan Bentuk
Bakteri punya beberapa bentuk yang mungkin bikin kepala pusing. Tapi tenang aja, yang perlu kita pahami cuma bentuk dasarnya aja, yaitu bulat (kokus atau coccus), batang (basil atau bacil), bentuk bulat-batang atau lonjong (kokobasil), dan spiral (spirilium).
- Basil (Batang) Bakteri yang bentuknya menyerupai batang disebut basil. Bentuk basil ini bisa dibagi lagi berdasarkan jumlahnya, ada yang tunggal (monobasil), berkelompok dua-dua (diplobasil), dan berantai (streptobasil).
- Kokus (Bola) Seperti namanya, bakteri ini berbentuk seperti bola atau bulat. Ada yang tunggal (monokokus), berkelompok dua-dua (diplokokus), berantai (streptokokus), dan menggerombol seperti anggur (stafilokokus).
- Spirillum (Spiral) Ini adalah bakteri yang berbentuk spiral, seperti S atau berekor (spirochaeta).
Berdasarkan Karakteristik Dinding
Selanjutnya, kita bagi bakteri berdasarkan karakteristik dinding selnya menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif. Penyebutan positif dan negatif ini berasal dari teknik pewarnaan gram oleh Hans Christian Gram.
- Gram Positif Bakteri gram positif memiliki dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Hasil pewarnaan gram pada bakteri ini akan berwarna ungu.
- Gram Negatif Bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang lebih tipis dan memiliki membran luar yang terbuat dari lipopolisakarida. Hasil pewarnaan gram pada bakteri ini akan berwarna merah. Bakteri gram negatif yang bersifat patogen lebih berbahaya karena dapat menghalangi masuknya antibiotik.
Berdasarkan Cara Memperoleh Makanan
Bakteri juga bisa dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkan makanan. Ada yang bisa membuat makanannya sendiri (autotrof) dan ada yang tidak bisa (heterotrof).
- Bakteri Autotrof Bakteri autotrof bisa membuat makanannya sendiri dari senyawa anorganik dengan menggunakan energi dari cahaya matahari (fotoautotrof) atau dari reaksi kimia (kemoautotrof).
- Bakteri Heterotrof Bakteri heterotrof tidak bisa membuat makanannya sendiri dan mendapatkan energi dari zat organik organisme lain. Ada yang hidup sebagai pengurai (saprofit) atau sebagai parasit pada organisme lain.
Berdasarkan Jumlah Flagela
Terakhir, bakteri juga bisa dibedakan berdasarkan alat geraknya, yaitu ada yang punya flagela dan ada yang tidak.
- Bakteri atrik: Bakteri yang tidak punya flagela, contohnya Escherichia coli.
- Bakteri monotrik: Bakteri yang memiliki satu flagela di ujung sel, seperti Pseudomonas aeruginosa.
- Bakteri lofotrik: Bakteri yang memiliki banyak flagela di satu ujung sel, seperti Pseudomonas fluorescens.
- Bakteri amfitrik: Bakteri yang memiliki banyak flagela di kedua ujung sel, seperti Aquaspirillum serpens.
- Bakteri peritrik: Bakteri yang memiliki flagela menyebar di seluruh permukaan sel, seperti Salmonella typhi.
Kesimpulan
Archaebacteria dan Eubacteria, kedua mikroorganisme ini memang terdengar kompleks, tapi jangan khawatir, kita akan buat kesimpulannya yang simpel. Archaebacteria itu seperti makhluk kecil yang bisa hidup di lingkungan ekstrem, contohnya di mata air panas atau bawah laut yang super panas.
Bentuk tubuhnya hampir mirip dengan Eubacteria, tapi perbedaannya ada di struktur tubuhnya. Mereka punya kromosom sirkular dan bisa berkembang biak dengan cara aseksual, seperti pembelahan biner, tunas, atau fragmentasi. Selain itu, ada juga jenis-jenis Archaebacteria berdasarkan filumnya, seperti Crenarchaeota, Euryarchaeota, Thaumarchaeota, Korarchaeota, dan Nanoarchaeota.
Sementara itu, Eubacteria atau yang sering disebut bakteri, itu juga makhluk mikroskopis yang hidup sebagai organisme prokariotik uniseluler. Tapi, bentuknya lebih beragam, ada yang bulat, batang, spiral, atau campuran antara bulat dan batang. Kalo dilihat dari dinding selnya, bakteri bisa dibagi jadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif. Nah, bakteri ini bisa diklasifikasikan juga berdasarkan cara hidupnya dan cara mereka dapetin makanan. Ada yang bisa bikin makanannya sendiri dari senyawa anorganik (autotrof), ada yang nggak bisa dan butuh makanan dari organisme lain (heterotrof). Terus ada juga yang punya alat gerak berupa flagela, ada yang nggak punya, dan ada yang punya satu atau banyak flagela. Jadi, bakteri ini ternyata punya keberagaman yang keren banget, dan mereka punya peran penting di alam, dari yang baik sampe yang jahat.