Mengenal Teks Negosiasi | Bahasa Indonesia Kelas X

Daftar Isi
Negosiasi dalam akan sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, dan memiliki peranan penting dalam aktivitas kita. Tanpa kamu sadari, sebenarnya kamu sering banget menggunakan teks negosiasi dalam hidupmu, tertutama dalam kegiatan jual beli dipasar.
Agar kamu lebih paham, yuk kita belajar lebih mendalam tentang teks Negosiasi ini…!!!
Pengertian Teks Negosiasi
Teks negosiasi adalah teks atau komunikasi tertulis yang memuat interaksi sosial untuk mencapai kesepakatan, di antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda atau saling bertentangan.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi sendiri adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dan pihak lain.
Strategi yang diterapkan dalam negosiasi yaitu strategi menang-menang (win-win strategy), strategi menang-kalah (win-lose strategy), dan strategi kalah-kalah (lose-lose strategy).
Jenis-Jenis Teks Negosiasi
Jenis Teks Negosiasi Berdasarkan Sifatnya
Secara umum, teks negosiasi dibedakan menjadi dua jenis yakni teks negosiasi tuturan langsung dan tidak langsung.
- Teks Negosiasi Tuturan Langsung: Teks negosiasi ini terbagi menjadi dua yakni, pertama, teks negosiasi pemecahan konflik yang bertujuan untuk memecahkan konflik atau masalah. Kedua, teks negosiasi kerja sama yang bertujuan untuk menunjukkan permohonan kerja sama antara pengusaha dan pihak bank untuk meminjam modal usaha atau kerjasama yang saling menguntungkan. Ketiga, teks negosiasi penjual dan pembeli yang berisikan proses jual beli.
- Teks Negosiasi Tuturan Tak Langsung: Teks ini berbentuk surat menyurat di mana pihak pertama mengirimkan surat pengajuan dan pihak kedua menjawab pengajuan tersebut.
Jenis Teks Negosiasi Berdasarkan Fungsinya
Negosiasi Formal
Mengapa dikatakan sebagai negosiasi formal? Karena jenis negosiasi oni dibuat dan ditujukan untuk kepentingan formal. Contohnya, untuk mengajukan suatu negosiasi penawaran jasa ataupun barang kepada lembaga pemerintahan dan lembaga pendidikan. Bisa jadi konteksnya negosiasi secara langsung di dalam sebuah forum, fit and proper test, dan wawancara.
Ada pula yang teks negosiasi formal yang dibuat dalam versi dokumen dan bersifat otentik. Dari beberapa hal yang disebutkan di atas, hasil akhirnya tetap mengikat. Biasanya negosiasi tersebut dilakukan atas nama lembaga, tidak atas nama perorangan.
Negosiasi Informal
Jika dilihat dari namanya, jenis negosiasi ini adalah kebalikan dari negosiasi formal. Negosiasi informal merupakan jenis negosiasi yang lebih sering digunakan di kehidupan sehari-hari masyarakat secara umum. Sehingga dalam prosesnya akan ada pertemuan, interaksi yang dekat, dan juga bisa kegiatan melobi seseorang dalam suasana santai.
[rml_read_more]
Ciri-ciri dari teks negosiasi informal tidak perlu dibuat ataupun dipersiapkan terlebih dahulu. Sehingga bisa kamu lakukan secara langsung saat itu juga. Sementara untuk hasilnya juga tidak mengikat seperti negosiasi formal. Berbeda lagi dengan pendapat Ismijanto (2007: 86) yang membedakan teks negosiasi menjadi dua jenis yaitu negosiasi lisan dan negosiasi tertulis. Berikut ini adalah beberapa penjelasannya.
- Teks Negosiasi Lisa. Negosiasi lisan adalah jenis negosiasi yang berbentuk percakapan antara satu pihak dengan pihak lain. Salah satu bentuk dari teks negosiasi lisan yaitu negosiasi jual beli. Dimana jenis negosiasi ini biasanya digunakan bagi para penjual dan pembeli. Barangkali, kamu adalah salah satu orang yang pernah melakukan negosiasi saat melakukan belanja online ataupun offline.
- Teks Negosiasi Tertulis. Sesuai namanya, jenis teks negosiasi tertulis merupakan negosiasi yang biasanya menggunakan gaya bahasa yang perlu diperhatikan. Misalnya saja dengan menggunakan bahasa yang baku dan pastinya menggunakan bahasa tulis. Sementara bentuk dari negosiasi tersebut ada beberapa macam yang barangkali pernah kamu temui. Diantaranya surat permintaan, surat penawaran, dan surat proposal. Dimana sebenarnya jenis teks negosiasi tersebut sangat jarang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari.
Jika dilihat dari pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa ternyata ada banyak sekali perspektif tentang jenis teks negosiasi, meski sebenarnya hal tersebut terlihat cukup sepele.
Struktur Teks Negosiasi
- Orientasi: Struktur teks negosiasi ini berisi pembuka, pengenalan tema, dan penjabaran masalah dari pihak pengaju serta penawar. Fungsi utama bagian ini ialah memulai negosiasi. Biasanya diawali dengan kalimat pembuka, seperti salam atau ucapan pembuka lainnya.
- Pengajuan: Adalah bagian isi yang memuat permintaan dari pihak penawar beserta pemenuhannya oleh pihak pengaju.
- Penawaran: Struktur teks negosiasi ini berisi puncak negosiasi di antara kedua belah pihak. Tujuan utamanya ialah mencapai kesepakatan bersama.
- Persetujuan: Bagian ini menjelaskan proses terciptanya kesepakatan di antara pihak penawar dengan pengaju.
- Penutup: Merupakan struktur teks negosiasi yang terakhir, di mana kedua belah pihak mengucapkan terima kasih dan salam untuk mengakhiri negosiasi.
Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi
- Bahasa persuasif: bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian. Contoh kalimatnya: ‘Bagus itu, Bu. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir’.
- Kalimat deklaratif: Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Contoh: Kualitas kaos ini setara dengan yang impor.
- Bahasa yang sopan. Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak terjalin komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang sukses. Contoh: a. Kalau harga segitu saya masih rugi, Bu. (sopan). b. Enak saja, nawar gak pakai mikir (tidak sopan).
- Menggunakan konjungsi. Contoh : Meski buatan dalam negeri, kualitas baju ini sangat baik. Ibu tidak akan menyesal, walaupun harus membayar agak mahal.
- Menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, dapat sesuai kaidah bahasa yang berlaku.
- Berisi pasangan tuturan. Dalam teks negosiasi, tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.
- Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. Contoh: “Coba ambilkan contoh kaos yang ukuran XL!”
- Menggunakan pronomina. Kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contohnya: saya, kami, Anda.
- Menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung diucapkan oleh narasumber. Contoh: “Bu, ada sepatu merek xxx?”
- Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepakatan atau tidak. Contoh: “Baik Bu, akan membeli berapa buah?”
- Menggunakan kalimat perbandingan/kontras. Contoh kalimatnya: “Bulan lalu harganya masih Rp70 ribu, masa sekarang sudah jadi Rp80 ribu?”
Ciri-ciri teks negosiasi
- Memuat partisipan, yakni dari pihak pengaju dan penawar
- Berisi perbedaan kepentingan
- Memuat pengajuan serta penawaran
- Berisi kesepakatan sebagai hasil negosiasi
- Menggunakan bahasa yang santun dan tidak menekan
- Memakai kalimat persuasif
- Menggunakan kalimat argumentasi.
Menyusun Teks Negosiasi
- Menentukan tujuan yang berkaitan untuk melakukan negosiasi
- Menentukan pihak-pihak yang berkaitan untuk melakukan negosiasi
- Menentukan konflik atau permasalahan yang terjadi untuk melakukan negosiasi
- Menentukan solusi dalam penawaran untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi
- Menentukan model kesepakatan dari negosiasi yang berlangsung
Contoh Teks Negosiasi
Berikut merupakan contoh teks negosiasi jual beli di pasar daging:
Di sebuah pasar tradisional, Bu Heri mau membeli daging di salah satu lapak langganannya.
Orientasi
Penjual : Selamat pagi Bu Heri, Wah sudah belanja macam-macam, ya?
Bu Heri : Iya pak. Nanti sore akan ada arisan. Jadi, hari ini rencananya masak agak lebih banyak dibandingkan biasanya.
Penjual : Oohh. Ini kebetulan dagingnya segar-segar, Bu. Baru sampai subuh tadi, belum kena freezer.
Ibu Heri mau daging apa? Kambing apa sapi?
Permintaan
Bu Heri : Sapi sajalah Pak. Tidak berani makan daging kambing. Suami saya sedang naik tensinya, bisa gawat kalau makan daging kambing.
Penjual : Oh, tensinya sering naik, ya Bu? Kalau saya tiap hari makan daging, mau sapi atau kambing tidak masalah buat saya. Sejauh ini tensi saya aman, Bu. Akan tetapi, saya rajin makan timun, melon, semangka, apel, kangkung biar seimbang, Bu. Jangan lupa juga banyak minum air putih. Satu lagi yang terpenting adalah harus ikhlas, Bu!
Bu Heri : Ikhlas, bagaimana pak?
Penjual : Ya, kalau menjalani hidup ini ikhlas pasti, kan adem ayem saja. Jadi, tensinya tidak akan naik.
Bu Heri : Betul juga Bapak ini.
Penjual : Nah, ini! Ibu, silahkan pilih, mau bagian mana? paha atau iga?
Bu Heri : Kalau paha sekilonya berapa pak?
Penjual : Masih sama bu seperti kemarin, 110 ribu, Bu.
Bu Heri : Kalau iga?
Penjual : Buat Bu Heri, saya berikan diskon saja, 105 ribu untuk 1 kg iga.
Penawaran
Bu Heri : Kalau begitu saya ambil daging bagian paha 1 kg, iga ½ kg, tetapi harganya boleh kurang, ya? Kan, saya sudah beli banyak.
Penjual : Ya, sudah, khusus untuk Ibu, semuanya saya berikan harga 210 ribu saja.
Bu Heri : Terima kasih, Pak. Bonus tulang, juga, Pak. saya hendak membuat kaldu.
Persetujuan
Penjual : Siap Bu Heri. Pokoknya beres. (penjual daging itu mulai menyiapkan pesanan Bu Heri)
Bu Heri : Terima kasih pak.
Pembelian
Penjual : Ini Bu, sudah saya pisahkan iga dan paha. Semuanya 210 ribu.
Bu Heri : Terima kasih, Pak. Ini uangnya.
Penjual : Uangnya 250 ribu. Ibu tidak mempunyai uang pas?
Bu Heri : Wah, tidak ada, Pak, memangnya tidak ada kembaliannya, ya?
Penjual : Iya, belum ada uang kembaliannya. Begini saja, Ibu membayar 200 ribu dulu saja, sisanya besok ketika ibu belanja di sini.
Bu Heri : Oh, baiklah, kalau begitu. Besok sisanya akan saya berikan, Pak.
Penutup
Penjual : Iya Bu, tidak usah dipikirkan.
Bu Heri : Terima kasih, Pak.
Penjual : Ya bu. Salam untuk Pak Heri.
Bu Heri : Ya Pak.