close
Sosiologi

Rangkuman Materi Sosiologi Kelas 12 Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka untuk mata pelajaran Sosiologi di Kelas 12 dirancang untuk membekali siswa dengan pemahaman mendalam mengenai dinamika masyarakat di era modern. Rangkuman materi ini mencakup semua bab utama yang dipelajari selama Semester 1 dan 2, menyoroti konsep-konsep kunci, teori, dan isu-isu sosial yang relevan.

Semester 1

Semester pertama berfokus pada dua pilar utama yang membentuk masyarakat kontemporer: perubahan sosial dan globalisasi. Siswa diajak untuk memahami kekuatan-kekuatan yang mendorong transformasi sosial serta dampaknya dalam skala lokal dan global.

Bab 1 Perubahan Sosial

Bab ini memperkenalkan konsep dasar perubahan sosial sebagai transformasi dalam struktur, fungsi, dan nilai-nilai masyarakat dari waktu ke waktu.

Hakikat dan Karakteristik Perubahan Sosial: Perubahan sosial merupakan fenomena universal yang dapat terjadi secara lambat (evolusi) maupun cepat (revolusi). Karakteristiknya meliputi keberlanjutan, terkadang tidak dapat diprediksi, dan menimbulkan dampak berantai.

Teori-Teori Perubahan Sosial:

  • Teori Evolusi: Memandang perubahan sosial sebagai proses yang bertahap dan linear, menuju ke arah yang lebih kompleks dan maju (misalnya, dari masyarakat tradisional ke modern).
  • Teori Siklus: Menggambarkan perubahan sosial sebagai siklus yang berulang, layaknya kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan sebuah peradaban.
  • Teori Fungsionalis: Menekankan bahwa perubahan terjadi sebagai respons terhadap kebutuhan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam sistem sosial.
  • Teori Konflik: Berpandangan bahwa perubahan sosial didorong oleh konflik antar kelompok dengan kepentingan yang berbeda, terutama dalam perebutan sumber daya.

Faktor Pendorong dan Penghambat:

  • Pendorong: Kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan maju, inovasi dan penemuan baru (discovery, invention, innovation), serta ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi yang ada.
  • Penghambat: Sikap masyarakat yang tradisional, kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, kepentingan yang telah tertanam kuat (vested interests), dan prasangka terhadap hal-hal baru.

Dampak Perubahan Sosial: Dampak positif mencakup modernisasi, efisiensi, dan peningkatan kualitas hidup. Sementara itu, dampak negatif dapat berupa disorganisasi sosial, kesenjangan sosial, guncangan budaya (cultural shock), dan ketertinggalan budaya (cultural lag).

Bab 2 Globalisasi dan Masyarakat Digital

Bab ini membahas globalisasi sebagai proses terintegrasinya masyarakat dunia dalam berbagai aspek (ekonomi, politik, budaya) dan kemunculan masyarakat digital sebagai konsekuensinya.

Pengertian dan Karakteristik Globalisasi: Globalisasi ditandai dengan meningkatnya saling ketergantungan antarnegara, menipisnya batas-batas geografis, dan penyebaran informasi serta budaya secara masif.

Faktor Penyebab Globalisasi: Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kemudahan transportasi, kerja sama ekonomi internasional, dan ideologi pasar bebas menjadi pendorong utama.

Dampak Globalisasi:

  • Bidang Ekonomi: Terbentuknya pasar bebas, peningkatan investasi asing, namun juga memperkuat persaingan dan risiko krisis ekonomi global.
  • Bidang Sosial Budaya: Terjadinya difusi budaya, munculnya gaya hidup baru (misalnya, konsumerisme dan hedonisme), namun juga berpotensi mengikis nilai-nilai budaya lokal.
  • Bidang Politik: Meningkatnya peran organisasi internasional dan tuntutan terhadap demokrasi serta hak asasi manusia.

Masyarakat Digital: Era globalisasi melahirkan masyarakat digital, di mana aktivitas sosial, ekonomi, dan komunikasi sangat bergantung pada teknologi digital. Fenomena ini memunculkan tantangan baru seperti kejahatan siber (cybercrime), penyebaran berita bohong (hoax), dan isu privasi data.

Semester 2

Semester kedua mengalihkan fokus pada isu-isu konkret yang muncul sebagai akibat dari perubahan sosial dan globalisasi, yaitu ketimpangan sosial, serta upaya strategis untuk mengatasinya melalui pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal.

Bab 3 Ketimpangan Sosial

Bab ini mengupas tuntas konsep ketimpangan sosial sebagai salah satu dampak negatif utama dari proses pembangunan dan globalisasi yang tidak merata.

Hakikat Ketimpangan Sosial: Ketimpangan sosial adalah kondisi adanya ketidakseimbangan atau jarak yang signifikan dalam distribusi sumber daya, kesempatan, dan status sosial di dalam masyarakat. Ini dapat berupa ketimpangan ekonomi (pendapatan, kekayaan), ketimpangan pendidikan, kesehatan, hingga ketimpangan akses terhadap keadilan.

Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial:

  • Ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin.
  • Ketimpangan antara desa dan kota.
  • Ketimpangan gender.
  • Ketimpangan dalam akses pendidikan dan layanan kesehatan.
  • Diskriminasi terhadap kelompok minoritas.

Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial: Faktor internal (misalnya, rendahnya kualitas sumber daya manusia) dan faktor eksternal (misalnya, kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat, pengaruh globalisasi yang hanya menguntungkan segelintir pihak) menjadi akar masalah ini.

Upaya Mengatasi Ketimpangan: Solusi yang dibahas meliputi kebijakan redistribusi pendapatan, peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta kesehatan, penciptaan lapangan kerja, dan program-program perlindungan sosial.

Bab 4 Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal

Sebagai respons terhadap tantangan globalisasi dan ketimpangan, bab terakhir ini menawarkan solusi melalui pemberdayaan komunitas dengan memanfaatkan potensi lokal.

Konsep Pemberdayaan Komunitas: Pemberdayaan komunitas adalah proses untuk memberikan kekuatan (power), kemandirian, dan kapasitas kepada masyarakat agar mereka dapat mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melaksanakan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang berdaya, bukan sekadar menjadi objek pembangunan.

Pentingnya Kearifan Lokal: Kearifan lokal merujuk pada pengetahuan, nilai-nilai, tradisi, dan praktik yang telah lama hidup dan berkembang dalam suatu komunitas. Kearifan lokal menjadi modal sosial yang sangat berharga karena:

  • Sesuai dengan kondisi lingkungan dan sosial setempat.
  • Telah teruji oleh waktu dan terbukti berkelanjutan.
  • Meningkatkan rasa memiliki dan partisipasi masyarakat.

Strategi Pemberdayaan Berbasis Kearifan Lokal:

  • Identifikasi Potensi Lokal: Menggali sumber daya alam, keterampilan, dan sistem nilai yang ada di komunitas.
  • Perencanaan Partisipatif: Melibatkan seluruh anggota masyarakat dalam merumuskan program pemberdayaan.
  • Pelaksanaan Program: Contohnya termasuk pengembangan ekowisata berbasis budaya lokal, revitalisasi sistem pertanian tradisional yang ramah lingkungan (seperti Subak di Bali), atau pengembangan produk kerajinan dengan motif khas daerah.

Evaluasi Pemberdayaan: Bab ini juga menekankan pentingnya evaluasi untuk mengukur keberhasilan program, mengidentifikasi kendala, dan merencanakan tindak lanjut yang lebih baik, dengan tujuan akhir mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan sosial.

Kampus Impian

KampusImpian.com adalah sebuah platform pendidikan gratis yang banyak digunakan oleh pelajar untuk persiapan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).