Materi TKA Ekonomi SMA

Ekonomi Internasional

Ekonomi Internasional adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana interaksi dan transaksi ekonomi terjadi antar negara. Ini mencakup segala hal, mulai dari perdagangan barang (ekspor-impor) hingga aliran investasi dan pergerakan mata uang.

1. Latar Belakang dan Manfaat Perdagangan Internasional

A. Mengapa Negara Berdagang?

Tidak ada satu negara pun di dunia yang dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Alasan utamanya adalah:

  • Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA): Indonesia punya nikel dan sawit, tapi Arab Saudi punya minyak. Perdagangan memungkinkan pertukaran ini.
  • Perbedaan Sumber Daya Manusia (SDM): Beberapa negara memiliki tenaga ahli di bidang teknologi, sementara negara lain unggul di bidang agraris.
  • Perbedaan Iklim dan Geografis: Indonesia tidak bisa menanam gandum secara efisien, sehingga mengimpor dari negara subtropis.
  • Keinginan Memperoleh Keuntungan (Spesialisasi): Negara akan fokus memproduksi barang di mana mereka paling efisien (seperti yang akan kita bahas di teori).
  • Perbedaan Selera: Adanya keinginan untuk mengonsumsi barang-barang yang tidak diproduksi di dalam negeri (misalnya, orang Indonesia ingin mencoba keju dari Eropa).

B. Manfaat Perdagangan Internasional

  • Memperoleh Keuntungan dari Spesialisasi: Setiap negara fokus pada apa yang terbaik bagi mereka, sehingga produksi global meningkat.
  • Memperluas Pasar (Skala Ekonomi): Produsen dalam negeri bisa menjual ke pasar yang lebih besar, memungkinkan produksi massal dan biaya per unit yang lebih murah.
  • Transfer Teknologi (Alih Teknologi): Mengimpor mesin atau barang modal canggih membantu negara berkembang mempelajari teknologi baru.
  • Memperoleh Barang yang Tidak Dapat Diproduksi Sendiri: Kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
  • Meningkatkan Pilihan Konsumen: Masyarakat memiliki lebih banyak variasi barang dan jasa.

2. Teori Perdagangan Internasional

Mengapa negara A mengekspor barang X dan negara B mengekspor barang Y? Teori ini menjelaskannya.

A. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)

Dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan mengekspor barang yang dapat diproduksinya dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain, dan mengimpor barang yang biaya produksinya secara mutlak lebih mahal.

Contoh: Kemampuan produksi 2 negara (Indonesia & Jepang) untuk 2 barang (Kopi & Mobil) per hari kerja.

Negara Kopi (Unit) Mobil (Unit)
Indonesia 80 10
Jepang 40 50

  • Indonesia unggul mutlak dalam produksi Kopi (80 > 40).
  • Jepang unggul mutlak dalam produksi Mobil (50 > 10).
  • Solusi: Indonesia spesialisasi di Kopi, Jepang spesialisasi di Mobil. Keduanya akan saling untung jika bertukar.
  • B. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

    Dikemukakan oleh David Ricardo. Teori ini adalah penyempurnaan. Bagaimana jika satu negara (Jepang) unggul mutlak di *kedua* barang?

    Teori ini menyatakan bahwa perdagangan masih bisa menguntungkan selama kedua negara memiliki biaya peluang (opportunity cost) yang berbeda. Negara harus berspesialisasi pada barang di mana ia memiliki keunggulan *komparatif* (kerugian terkecil atau keuntungan terbesar).

    Contoh: Data produksi baru.

    Negara Kopi (Unit) Mobil (Unit)
    Indonesia 80 20
    Jepang 100 50

    Di sini, Jepang unggul mutlak di Kopi (100 > 80) DAN Mobil (50 > 20). Apakah perdagangan tidak terjadi? Tetap terjadi! Kita hitung biaya peluangnya (Dasar Tukar Dalam Negeri/DTDN):

    • DTDN Indonesia:
      • Untuk 1 Mobil, Indonesia mengorbankan 4 Kopi (80 / 20).
      • Untuk 1 Kopi, Indonesia mengorbankan 1/4 Mobil (20 / 80).
    • DTDN Jepang:
      • Untuk 1 Mobil, Jepang mengorbankan 2 Kopi (100 / 50).
      • Untuk 1 Kopi, Jepang mengorbankan 1/2 Mobil (50 / 100).

    Analisis Biaya Peluang:

    • Produksi Mobil: Biaya peluang 1 Mobil di Jepang (2 Kopi) lebih murah daripada di Indonesia (4 Kopi).
    • Produksi Kopi: Biaya peluang 1 Kopi di Indonesia (1/4 Mobil) lebih murah daripada di Jepang (1/2 Mobil).
    Kesimpulan Komparatif:
  • Jepang memiliki Keunggulan Komparatif di Mobil.
  • Indonesia memiliki Keunggulan Komparatif di Kopi.
  • Solusi: Jepang spesialisasi penuh di Mobil, Indonesia spesialisasi penuh di Kopi. Keduanya akan berdagang dan saling diuntungkan.
  • 3. Kebijakan Perdagangan Internasional

    Ini adalah tindakan atau peraturan yang dikeluarkan pemerintah yang memengaruhi jalannya perdagangan internasional.

    A. Kebijakan Proteksi (Melindungi Industri Dalam Negeri)

    Ini adalah kebijakan untuk menghambat masuknya barang impor untuk melindungi produsen lokal.

    • Tarif (Bea Masuk): Pajak yang dikenakan pada barang impor. Ini membuat harga barang impor menjadi lebih mahal di pasar domestik.
    • Kuota: Pembatasan jumlah fisik barang yang boleh diimpor. (Misal: Indonesia hanya boleh impor 10.000 ton gula per tahun).
    • Subsidi: Bantuan pemerintah (uang, keringanan pajak) kepada produsen dalam negeri agar mereka bisa menjual barangnya lebih murah dan bersaing dengan barang impor.
    • Larangan Impor (Embargo): Melarang total impor barang tertentu, seringkali karena alasan politik (embargo) atau kesehatan (misal: larangan impor daging dari negara wabah).
    • Diskriminasi Harga (Dumping): Ini adalah *praktik* (bukan kebijakan) di mana suatu negara menjual barangnya di luar negeri lebih murah daripada di dalam negerinya sendiri, bertujuan untuk menguasai pasar. Negara lain bisa merespons dengan Bea Masuk Anti-Dumping.

    B. Kebijakan Perdagangan Bebas (Free Trade)

    Kebijakan yang menginginkan perdagangan tanpa hambatan (tarif 0%, tidak ada kuota). Tujuannya adalah untuk mendorong efisiensi dan spesialisasi global, sesuai dengan teori keunggulan komparatif.

    4. Neraca Pembayaran (Balance of Payments)

    Neraca Pembayaran Internasional (NPI) adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain dalam periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).

    NPI mencatat semua aliran uang yang MASUK (Kredit/Positif) dan KELUAR (Debit/Negatif).

    • NPI Surplus: Terjadi jika Total Transaksi Kredit (Uang Masuk) > Total Transaksi Debit (Uang Keluar).
    • NPI Defisit: Terjadi jika Total Transaksi Kredit (Uang Masuk) < Total Transaksi Debit (Uang Keluar).

    Komponen Utama Neraca Pembayaran

    • 1. Neraca Berjalan (Current Account):

      Ini adalah komponen terpenting yang mencatat transaksi sehari-hari.

      • Neraca Perdagangan (Barang): Mencatat Ekspor (Kredit) dan Impor (Debit) barang. Jika Ekspor > Impor, disebut Surplus Perdagangan.
      • Neraca Jasa: Transaksi jasa (pariwisata, pengiriman, asuransi). Turis asing ke Bali (Kredit), WNI pakai maskapai asing (Debit).
      • Neraca Pendapatan (Income): Pendapatan dari investasi (dividen, bunga) atau gaji TKI. TKI kirim uang ke RI (Kredit), Freeport kirim laba ke AS (Debit).
      • Neraca Transfer Sepihak: Transaksi satu arah (hadiah, hibah bencana alam).
    • 2. Neraca Modal (Capital Account):

      (Relatif kecil) Mencatat transfer aset seperti hibah modal atau penjualan aset non-finansial.

    • 3. Neraca Finansial (Financial Account):

      Mencatat aliran modal untuk investasi.

      • Investasi Langsung (FDI): Asing bangun pabrik di Indonesia (Kredit), Pertamina bangun kilang di luar negeri (Debit).
      • Investasi Portofolio: Asing beli saham di BEI (Kredit), WNI beli obligasi pemerintah AS (Debit).

    5. Kurs Valuta Asing (Exchange Rate)

    Kurs (Rate) adalah harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lain. (Contoh: USD 1 = Rp 16.000).
    Valuta Asing (Valas) adalah mata uang asing itu sendiri (USD, Yen, Euro).

    Pergerakan kurs ditentukan oleh Permintaan dan Penawaran valas.

    • Permintaan Valas (USD): Dibutuhkan oleh Importir (bayar impor), investor RI (investasi ke luar), turis RI (ke luar negeri).
    • Penawaran Valas (USD): Dihasilkan oleh Eksportir (dapat bayaran USD), investor asing (bawa USD ke RI), turis asing (bawa USD ke RI).

    Pergerakan Nilai Tukar:

    • Apresiasi (Menguat): Nilai mata uang domestik naik. (Misal: dari Rp 16.000 menjadi Rp 15.000 per USD).
    • Depresiasi (Melemah): Nilai mata uang domestik turun. (Misal: dari Rp 16.000 menjadi Rp 16.500 per USD).

    Sistem Kurs Valuta Asing

    • 1. Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate):

      Pemerintah (Bank Sentral) menetapkan nilai kurs secara paksa pada tingkat tertentu. Bank Sentral wajib intervensi terus-menerus untuk menjaganya.

    • 2. Sistem Kurs Mengambang Bebas (Floating Rate):

      Nilai kurs diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar (permintaan dan penawaran valas). Pemerintah tidak intervensi.

    • 3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali (Managed Float):

      Nilai kurs dibiarkan bergerak bebas di pasar, NAMUN Bank Sentral akan melakukan intervensi jika pergerakannya dianggap terlalu ekstrem (terlalu lemah atau terlalu kuat) untuk menjaga stabilitas. Ini adalah sistem yang dianut oleh Indonesia.

    6. Devisa

    Devisa adalah seluruh valuta asing (valas) yang dimiliki oleh negara (pemerintah dan swasta) yang digunakan sebagai alat pembayaran luar negeri yang sah.

    Sumber-Sumber Devisa (Cara Dapat Valas)

    • Ekspor Barang dan Jasa: Sumber utama. Menjual CPO, nikel, atau jasa pariwisata.
    • Pinjaman Luar Negeri: Pinjaman dari World Bank atau negara lain.
    • Investasi Asing (FDI/Portofolio): Modal asing yang masuk.
    • Kiriman Uang (Remitansi): Uang yang dikirim TKI dari luar negeri.
    • Hibah atau Bantuan: Bantuan luar negeri.

    Fungsi dan Tujuan Penggunaan Devisa

    • Membayar Impor: Membeli mesin, gandum, atau BBM dari luar negeri.
    • Membayar Cicilan dan Bunga Utang Luar Negeri.
    • Membiayai perwakilan diplomatik (Kedutaan Besar) di luar negeri.
    • Sebagai Cadangan Devisa yang dikelola Bank Indonesia untuk menstabilkan kurs (intervensi pasar).

    7. Organisasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

    Kerja sama ini bisa berbentuk:

    • Bilateral: 2 negara (Indonesia - Jepang).
    • Regional: Kawasan tertentu (ASEAN, Uni Eropa).
    • Multilateral: Banyak negara tanpa batas wilayah (WTO, IMF).

    Contoh Organisasi:

    • WTO (World Trade Organization): Mengatur perdagangan dunia agar adil dan bebas.
    • IMF (International Monetary Fund): Menjaga stabilitas moneter global, sering memberi pinjaman saat negara krisis neraca pembayaran.
    • IBRD (World Bank / Bank Dunia): Memberi pinjaman untuk proyek pembangunan jangka panjang (infrastruktur, pendidikan).
    • ASEAN (Association of Southeast Asian Nations): Kerja sama regional di Asia Tenggara.
    • APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation): Forum kerja sama ekonomi negara-negara lingkar Pasifik.