Rangkuman Materi PAI Kelas 7 Bab 10 Kurikulum Merdeka
Berikut ini adalah Rangkuman Materi PAI Kelas 7 tentang Bab 10 Andalusia: Kota Peradaban Islam di Barat (756-1031 M). Kami banyak membagikan rangkuman materi mata pelajaran dari kelas 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 11, dan 12. Kami juga akan terus memperbaharui ringkasan untuk Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Silakan lihat Rangkuman Materi PAI Kelas 7 Lengkap, untuk melihat semua materi yang telah kami rangkum.
Bab 10 Andalusia: Kota Peradaban Islam di Barat (756-1031 M)
[wptb id=28942]Bani Umayyah di Andalusia
Bani Umayyah di Andalusia mengacu pada dinasti Umayyah yang berkuasa di bagian selatan Semenanjung Iberia (Andalusia) dari tahun 756 hingga 1031 M. Dinasti ini merupakan cabang dari Dinasti Umayyah yang berbasis di Damaskus, Suriah. Setelah kejatuhan Dinasti Umayyah asal Suriah pada tahun 750 M, anggota-anggota keluarga Umayyah yang berhasil melarikan diri mencari tempat perlindungan di berbagai wilayah, termasuk Andalusia.
Kedatangan Bani Umayyah di Andalusia dimulai dengan kekuasaan Abd al-Rahman I pada tahun 756 M. Ia mendirikan emirat otonom yang menghindari pengaruh Abbasiyah dan mendirikan kekuasaan yang mandiri di wilayah tersebut. Emirat-Emirat Umayyah di Andalusia terus berkembang selama beberapa abad dan mencapai puncak kejayaan mereka di bawah kekuasaan Abd al-Rahman III dan putranya Al-Hakam II.
Pada masa pemerintahan Abd al-Rahman III (912-961 M), Andalusia mencapai puncak keemasannya. Ia menyatakan dirinya sebagai Khalifah dan mengangkat statusnya setara dengan Khalifah di Timur, sehingga menyatukan wilayah Andalusia secara politik dan agama. Kekuasaan Umayyah di Andalusia mencakup perkembangan seni, ilmu pengetahuan, arsitektur, dan perdagangan. Kota Cordoba, ibu kota Umayyah di Andalusia, menjadi salah satu pusat intelektual terbesar di dunia pada saat itu.
Namun, setelah kematian Abd al-Rahman III dan Al-Hakam II, kekacauan politik, pemberontakan, dan perang saudara melemahkan kekuasaan Bani Umayyah. Pada tahun 1031 M, kekhalifahan Umayyah runtuh menjadi beberapa kerajaan kecil yang saling bersaing, yang sering disebut sebagai “taifas.”
Akhirnya, pada abad ke-11, wilayah Andalusia mulai mengalami serangan dari Kerajaan Kristen di utara, terutama Kerajaan Kastilia dan Aragon. Proses penaklukan dan penaklukan berlanjut selama beberapa abad hingga seluruh wilayah Andalusia jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M, saat Kastilia merebut Granada, yang merupakan terakhir dari kerajaan Islam di Semenanjung Iberia.
Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol mengalami enam periode yang berbeda:
- Periode Pertama (711-755 M): Spanyol diperintah oleh para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah di Damaskus.
- Periode Kedua (755-912 M): Spanyol diperintah oleh para āmir (panglima atau gubernur) yang tunduk pada khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
- Periode Ketiga (912-1013 M): Pemerintahan di Spanyol dipimpin oleh khalifah sendiri.
- Periode Keempat (1013-1086 M): Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil yang diperintah oleh raja-raja atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
- Periode Kelima (1086-1248 M): Walaupun terpecah, Spanyol Islam menjadi kuat melalui dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
- Periode Keenam (1248-1492): Islam hanya berkuasa di Granada di bawah dinasti Bani Aḥmar.
Pada intinya, Spanyol Islam mengalami perubahan kepemimpinan dan pembagian wilayah selama perkembangannya. Dari pemerintahan oleh para wali hingga berbagai dinasti yang memimpin, periode tersebut mencerminkan keragaman politik dan kekuasaan yang memengaruhi keberlangsungan Islam di Spanyol.
Kejayaan Islam di Andalusia
Pada saat itu, tiga kota utama – Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova – memegang peran penting sebagai pusat kebudayaan global.
Kejayaan Islam di Spanyol sangat terlihat melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik yang luar biasa.
Dalam bidang ilmu pengetahuan
- Filsafat: Ilmuwan dan filosof Muslim di Andalusia, seperti Averroes (Ibnu Rushd), membuat kontribusi signifikan dalam bidang filsafat.
- Seni: Seni rupa dan arsitektur berkembang pesat, menciptakan struktur indah yang mencerminkan estetika Islam yang khas.
- Sastra: Karya sastra dalam berbagai bentuk, termasuk puisi, prosa, dan teks ilmiah, berkembang dengan pesat di bawah perlindungan dinasti Umayyah.
- Agama: Selain Islam, interaksi dan perkembangan dalam pemikiran keagamaan, terutama dalam bidang teologi, terjadi di antara komunitas Muslim, Yahudi, dan Kristen di Andalusia.
- Sains: Ilmuwan Muslim seperti Ibnu al-Haytham (Alhazen) membuat kontribusi penting dalam bidang optik dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Dalam hal pembangunan fisik
- Pembangunan Kota: Cordova diperkaya dengan jembatan yang melintasi sungai yang membelah kota, menciptakan konektivitas yang penting.
- Pembangunan Istana: Istana-istana yang megah, seperti al-Zahrā dan al-Hamrā, menjadi bukti kecemerlangan arsitektur dan kemakmuran.
- Pembangunan Masjid: Masjid Cordova dan masjid-masjid lainnya memiliki arsitektur yang mengesankan dan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan intelektual.
- Pembangunan Pemukiman: Pemukiman dan kota-kota berkembang dengan infrastruktur yang canggih untuk kesejahteraan masyarakat.
- Pembangunan Taman-taman: Taman-taman indah menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung estetika dan kehidupan sosial.
Selain itu, beberapa bangunan ikonik lainnya meliputi:
- Menara Giralda, yang dulunya adalah menara masjid Cordova dan kemudian diubah menjadi menara lonceng Katedral Sevilla.
- Alcazar Sevilla, istana bersejarah dengan desain arsitektur yang menggabungkan elemen Islam dan Kristen.
- Menara Emas Torre del Oro, sebuah menara pertahanan di Sevilla yang mencerminkan pengaruh Islam dalam arsitektur militer.
Keberhasilan ini menggambarkan dedikasi masyarakat Muslim di Andalusia terhadap pencapaian intelektual, seni, dan pembangunan fisik yang masih menginspirasi hingga saat ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
- Dalam Fikih (Hukum Islam): Orang-orang seperti Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al-Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm telah memberikan kontribusi penting dalam memahami dan mengembangkan hukum Islam.
- Dalam Bahasa dan Sastra: Individu seperti Ibn Mālik, Abu ‘Ali al-Syiblī, Ibn Sayyidīn, dan Ibn ‘Abd al-Rābbih memiliki keahlian dalam bahasa dan sastra, memproduksi karya-karya sastra yang berharga.
- Dalam Bidang Seni dan Musik: Tokoh seperti al-Hasan ibn Nāfî telah memberikan sumbangan dalam bidang seni dan musik, menghadirkan pencapaian budaya yang khas.
- Dalam Filsafat: Individu seperti Ibn Bājah, ibn Tufail, dan Ibn Rusyd telah mewakili bidang filsafat dengan karya-karya yang mendalam dan berpengaruh.
- Dalam Bidang Sains: ‘Abbās ibn Farnās dan Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far telah membuat kontribusi berarti dalam bidang sains, menyumbangkan pemikiran dan penemuan ilmiah.
- Dalam Bidang Sejarah: Figur seperti Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, dan Ibn Khaldūn telah memberikan pemahaman yang berharga tentang sejarah, mempertahankan warisan budaya dan pengetahuan.
Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Sejarah Bani Umayyah di Andalusia mengandung banyak nilai-nilai Islami yang dapat kita petik untuk menginspirasi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai penting yang dapat diambil adalah:
- Belajar dari Pengalaman: Baik pengalaman positif maupun negatif dalam sejarah menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban. Pengalaman masa lalu harus dijadikan pedoman untuk menghindari kesalahan yang sama dan mencapai kemajuan yang lebih baik.
- Menerapkan Teori Sejarah Kebudayaan: Teori-teori sejarah kebudayaan Islam yang terbentuk selama periode ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup dalam konteks masa kini dan masa depan. Penggunaan pandangan sejarah untuk mengambil keputusan yang bijaksana dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan mendalam.
- Mencintai dan Bangga pada Kebudayaan Islam Masa Lalu: Menelusuri sejarah Bani Umayyah di Andalusia dapat membangkitkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan kebudayaan Islam yang kaya. Menghargai warisan ini bisa mendorong penghargaan yang lebih dalam terhadap akar-akar budaya kita.
- Kedewasaan Berfikir: Mengkaji sejarah dengan kepala terbuka dan memahami konteksnya dapat membantu tumbuhnya kedewasaan berfikir. Hal ini mengajarkan kita untuk menganalisis informasi dengan lebih cermat sebelum mengambil keputusan.
- Pemeliharaan Warisan Peradaban: Keterlibatan aktif dalam pemeliharaan dan pengembangan hasil peradaban adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap warisan budaya. Sejarah Bani Umayyah menunjukkan bahwa pemeliharaan peradaban memerlukan komitmen yang berkelanjutan.
- Semangat Mencari Ilmu Pengetahuan: Masa lalu yang penuh dengan pencarian ilmu pengetahuan dan perkembangan di berbagai bidang harus menjadi inspirasi bagi kita untuk terus mencari pengetahuan dan berinovasi.
- Semangat dan Motivasi untuk Berkembang: Melalui mempelajari kisah-kisah masa lalu tentang prestasi dan tantangan, kita bisa memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi kita sendiri. Kita bisa terinspirasi untuk berjuang lebih keras dalam mencapai tujuan kita.