Cara Menghilangkan Rasa Malas Kamu dengan Metode Woop
Berpikir positif itu boleh-boleh aja. Asal kita juga sadar dengan kenyataan dan punya aksi untuk mewujudkan keinginan kita. Dan kali ini kita akan bahas tentang metode WOOP (Wish, Outcome, Obstacle, Plan) khususnya dalam membantu kita belajar.
Gimana sih cara nyatuin keinginan kita dengan kenyataan yang ada? Gimana caranya meraih apa yang kita mauh? Itu mungkin jadi pertanyaan kamu ya?
Berpikir positif penting untuk mewujudkan cita-cita. Kita nggak boleh jadi orang yang gampang nyerah. Mau lulus SBMPTN? Ya kita harus berpikir positif dulu, dan yakin dulu kalau kita bisa. Mau juara kelas? Yakin dulu….!!! Pasti bisa. Tapi ingat, kita juga tidak boleh berpikir positif yang berlebihan. Sesuatu yang berlebihan itu…. Nggak baik kan? Karena menurut psikolog dari University New York. Gabriele Oetinggen (Psikolog). “Berpikir positif berlebihan itu, ternyata dapat membuat kita kehilangan energi untuk berjuang mewujudkan cita-cita”.
Ketika kita terlalu yakin, bisa lulus ujian! Ini malahan bisa bikin kita malas untuk belajar. Malas belajar ya bisa-bisa nggak lulus ujian. Hal ini bisa terjadi karena berpikir terlalu positif, bisa menjebak kita pada yang namanya Mental Attainment atau dalam Bahasa Indonesia nya pencapaian mental. Mental Attainment adalah kondisi dimana otak merasa sudah mendapatkan apa yang kita inginkan an membuat kita menjadi malas untuk berusaha.
Penelitian lain yang dilakukan oleh University of Waterloo Kanada. Menyebutkan bahwa “ Berpikir positif fapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Tetapi hal itu hanya berpengaruh pada orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi.”
Orang dengan kepercayaan diri yang rendah, nggak akan terpengaruh.Hemzz, jadi kita harus gimana donk? Apa kita harus jadi orang yang berpikiran negatif dan malah putus harapan? Ya…ngga gitu juga sih…
Berpikir positif itu tetap perlu. Tapi tetep harus realistis! Ini namanya Mental Contrasting atau dalam Bahasa Indonesia nya adalah Pengkontrasan mental. Gabriele Oettingen bilang “ Kita boleh berhayal soal masa depan, tapi supaya otak kita tidak terlena. Kita tetap harus membenturkan dengan kenyataan yang ada!” Dengan cara ini, kita dapat mengidentifikasi kelemahan, yang menjadi halangan, untuk mencapai cita-cita kita.
Salah satu cara menerapkan mental Contrasting ini, adalah dengan melakukan sebuah metode yang disebut dengan Woop yang terdiri dari (Wish, Outcome, Obstacle, Plan).
1. Wish (Harapan)
Buat keingan dulu. Apa sih keinginan yang ingin kita raih? Misalnya dalam waktu dekat kita bakal ada ujian, kita dapat set:
- Dapat nilai bagus atau
- Lulus Ujian, bisa sebagai wish kita.
2. Outcome (Hasil)
Bayangin gimana jika kita itu berhasil lolos ujian. Seneng kan? Legah gitu, dapat nilai yang memuaskan. Intinya kita tetap harus berpikir positif. Yaki kalau kita bisa! Tapi tetap jangan berlebihan.
Wish dan Outcome ini adalah bagian dari berpikir positif. Tapi itu aja belum cukup! Karena kita harus lihat kenyataannya lewat tahapan selanjutnya yaitu:
3. Obstacle (Hambatan)
Apa sih hambatan yang bikin kita nggak bisa mencapai wish? Kalau kita ingin lulus ujian tapi malas belajar dan lebih suka main dengan teman, itu adalah Obstacle kita. Malas belajar dan kebanyakan nongkrong sama temen. Nah terakhir ni.
4. Plan (Rencana)
Kita harus punya rencana untuk meghadapi Obstacle kita. Rumusannya “ Jika ‘terjadi halangan’ maka lakukan suatu ‘aksi’.
Nah itu tadi contoh penerapan metode woop, dalam belajar. Nah gimana? Kebayangkan? Dan sebenarnya metode wood ini, bisa kita pakai nggak cuman untuk belajar. Kalau kamu punya wish lain… kamu bisa nerapin cara ini. Coba kira-kira apa wish yang sedang kamu pengen? Terus gimana penerapan woop nya?
Jadi “Berpikir positif dan yakin kita bisa meraih mimpi kita itu, sebenarnya sah-sah saja. Asalkan jangan lupa. Supaya mimpi kita bisa jadi kenyataan… maka kita tetap harus berusaha punya aksi dan rencana. “
Setelah punya plan dan rencana. Apakah hasilnya akan sesuai dengan harapan kita? Nah disinilah kita perlu yang namanya evaluasi Plan kita.
Nah sampai disini dulu sahabat kampus. Semoga tips kali ini bisa membantu kamu dalam menghilangkan kebudayaan malas.