close
Sosiologi

Rangkuman Materi Sosiologi Kelas 11 Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka untuk Sosiologi Kelas 11 berfokus pada pemahaman dinamika sosial yang kompleks, mulai dari terbentuknya kelompok, munculnya permasalahan dan konflik, hingga upaya membangun harmoni dalam masyarakat.

Semester 1

Di semester awal, fokusnya adalah pada fondasi interaksi sosial, yaitu kelompok dan permasalahan yang bisa timbul dari pengelompokan tersebut.

Bab 1 Kelompok Sosial

Bab ini membahas hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membentuk kelompok.

  • Pengertian Kelompok Sosial: Sekumpulan individu yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan, saling berinteraksi, memiliki struktur, dan pola perilaku yang sama.
  • Dasar Pembentukan Kelompok Sosial:
    • Faktor Pendorong: Kesamaan keturunan, kepentingan (ekonomi, politik, hobi), daerah asal, atau tujuan bersama.
    • Dorongan Alamiah: Manusia secara naluriah butuh bersosialisasi dan mencari keamanan.
  • Jenis-Jenis Kelompok Sosial:
    • Menurut Eratnya Ikatan (Ferdinand Tönnies):
      • Paguyuban (Gemeinschaft): Kelompok dengan ikatan batin yang kuat, murni, dan alami. Hubungannya bersifat personal dan intim. Contoh: keluarga, kelompok teman akrab, komunitas desa.
      • Patembayan (Gesellschaft): Kelompok dengan ikatan yang bersifat sementara, formal, dan berdasarkan kepentingan (kontrak). Hubungannya impersonal dan bertujuan untuk efisiensi. Contoh: perusahaan, serikat buruh, asosiasi profesi.
    • Menurut Kualitas Hubungan (Charles H. Cooley):
      • Kelompok Primer: Hubungan antaranggota sangat akrab, personal, dan mendalam. Saling mengenal secara dekat. Contoh: keluarga, sahabat.
      • Kelompok Sekunder: Hubungan antaranggota bersifat formal, impersonal, dan didasarkan pada tujuan tertentu. Contoh: rekan kerja di kantor, anggota partai politik.
    • Menurut Identitas (W.G. Sumner):
      • In-group: Kelompok tempat individu mengidentifikasikan dirinya. Ada rasa memiliki dan loyalitas. (“Kita”)
      • Out-group: Kelompok di luar in-group, sering kali dipandang dengan stereotip atau rasa persaingan. (“Mereka”)

Bab 2 Permasalahan Sosial Akibat Pengelompokan Sosial

Setelah memahami adanya berbagai kelompok, bab ini membahas bagaimana pengelompokan tersebut dapat memicu masalah sosial jika tidak dikelola dengan baik.

  • Pengertian Permasalahan Sosial: Suatu kondisi dalam masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, tidak diinginkan, dan membutuhkan upaya perbaikan secara kolektif.
  • Hubungan Kelompok dan Masalah Sosial:
    • Eksklusivisme Kelompok: Sikap suatu kelompok untuk memisahkan diri dari kelompok lain, merasa kelompoknya paling unggul. Ini dapat memicu prasangka (prejudice) dan diskriminasi.
    • Stereotip: Pelabelan atau cap negatif terhadap suatu kelompok yang sering kali tidak didasarkan pada fakta.
    • Etnosentrisme: Pandangan yang menganggap kebudayaan kelompoknya sendiri sebagai standar untuk menilai kebudayaan lain, dan sering kali menganggap budayanya lebih superior.
  • Bentuk-Bentuk Permasalahan Sosial:
    • Kemiskinan: Ketidakmampuan individu atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
    • Kriminalitas: Tindakan yang melanggar norma hukum dan merugikan orang lain.
    • Kesenjangan Sosial-Ekonomi: Perbedaan yang sangat mencolok antara kelompok kaya dan miskin dalam masyarakat.
    • Ketidakadilan: Perlakuan yang tidak adil atau sewenang-wenang berdasarkan identitas kelompok (suku, agama, ras, gender).

Semester 2

Semester kedua memperdalam analisis tentang dinamika sosial, yaitu konflik sebagai konsekuensi interaksi dan harmoni sebagai tujuan bersama.

Bab 3 Konflik Sosial

Bab ini menjelaskan konflik sebagai bagian tak terhindarkan dari dinamika sosial serta bagaimana cara mengelolanya.

  • Pengertian Konflik Sosial: Suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan cara menentang atau mencederai pihak lawan, disertai dengan ancaman atau kekerasan.
  • Faktor Penyebab Konflik:
    • Perbedaan individu (pendirian, perasaan).
    • Perbedaan kebudayaan dan nilai.
    • Perbedaan kepentingan (ekonomi, politik).
    • Perubahan sosial yang terlalu cepat.
  • Bentuk-Bentuk Konflik:
    • Berdasarkan Sifatnya:
      • Konflik Konstruktif: Konflik yang menghasilkan dampak positif, seperti memperkuat solidaritas kelompok atau melahirkan solusi inovatif.
      • Konflik Destruktif: Konflik yang menyebabkan kerusakan, kerugian, atau perpecahan.
    • Berdasarkan Posisi Pelaku: Konflik vertikal (atasan-bawahan), konflik horizontal (antarkelompok setara), dan konflik diagonal (antarlevel yang tidak berhubungan langsung).
  • Dampak Konflik:
    • Positif: Meningkatkan solidaritas in-group, mendorong perubahan sosial, memunculkan kompromi baru.
    • Negatif: Keretakan hubungan, kerusakan harta benda, korban jiwa, dominasi salah satu pihak.
  • Resolusi Konflik: Cara-cara menyelesaikan konflik, seperti mediasi (dibantu pihak ketiga netral), negosiasi (tawar-menawar), arbitrase (keputusan oleh pihak ketiga yang mengikat), dan konsiliasi (mempertemukan keinginan pihak yang berkonflik).

Bab 4 Membangun Harmoni Sosial

Sebagai puncak pembelajaran, bab ini membahas cara menciptakan tatanan sosial yang damai, adil, dan harmonis di tengah keragaman.

  • Pengertian Harmoni Sosial: Kondisi di mana berbagai kelompok dalam masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai, saling menghargai, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, meskipun memiliki perbedaan.
  • Proses Mencapai Harmoni Sosial:
    • Integrasi Sosial: Proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
    • Asimilasi: Peleburan dua kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan baru, di mana budaya asli perlahan hilang.
    • Akulturasi: Percampuran dua kebudayaan atau lebih tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan asli. Contoh: bangunan masjid dengan atap bergaya arsitektur lokal.
  • Pilar-Pilar Harmoni Sosial:
    • Multikulturalisme: Pandangan yang mengakui dan menghargai keberagaman budaya sebagai sebuah kekayaan. Masyarakat didorong untuk saling mengenal dan memahami perbedaan.
    • Toleransi: Sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat, kepercayaan, suku, dan ras.
    • Inklusi Sosial: Upaya untuk memastikan semua individu dan kelompok, terutama yang termarjinalkan, memiliki kesempatan untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.
  • Peran Individu dan Institusi: Harmoni sosial bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab setiap individu untuk bersikap terbuka dan institusi sosial (sekolah, keluarga, komunitas) untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian.

Akses Rangkuman SMA/SMK MA Lainnya:

Kampus Impian

KampusImpian.com adalah sebuah platform pendidikan gratis yang banyak digunakan oleh pelajar untuk persiapan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *