Cara Mengetahui Apa Itu Sesat Berpikir (Logical Fallacy)
Cara Mengetahui Apa Itu Sesat Berpikir – Sesat berpikir dalam kehidupan memang sudah sering kali terjadi terutama dalam aktivitas sehari – hari. Sebelumnya, apakah kamu sudah paham betul apa itu sesat berpikir? atau dalam bahasa lainnya logical fallacy. Secara istilah nya logical fallacy adalah kesalahan pada argumen dalam logika berpikir seseorang, atau sebut saja ialah sesat berpikir, sedangkan secara bahasanya logical fallacy yang kata fallacy berasal dari bahasa latin yaitu fallacia = deception atau dalam bahasa Indonesia adalah tipu muslihat.
Baca Juga: 4 Cara Menghindari Hoax dan Menentukan Pilihan Terbaik
Kenapa dan mengapa fallacy dikatakan tipu muslihat dan orang yang melakukan ini digolong kan logical fallacy? Ya, karena lazimnya logical fallacy inimenipu orang yang mendengar argumen dari oknum yang menyampaikannya. Untuk kamu yang tidak bisa mendeteksi logical fallacy ini sudah pasti akan tertipu dan mudah terhasut oleh mereka.
“Jika ingin terlihat intelektualitasmu, konstruksi argumen dengan esensi ilmu pengetahuan yang bermutu tanpa celah untuk dibantah”
Terdapat 3 karakteristik dari logical fallacy itu sendiri, mari kita ketahui.
- Dalam logical fallacy sudah pasti terdapat kesalahan dalam logika berpikirnya, kesalahan inilah yang menjadi senjata untuk menghasut mereka para pendengarnya.
- Argumen yang disampaikan harus bisa diterapkan logical fallacy, entah itu argumennya secara universal atau interpretasi dari argumennya.
- Argumen yang sudah pasti disampaikan harus mempunyai kesan yang menipu, agar yang mendengarkan argumen dapat tertipu meskipun pun terdapat kesalahan secara logika didalam argumennya.
So, dapat disimpulkan bahwa logical fallacy ini merupakan argumen yang salah disampaikan kepada seseorang atau masyarakat. Orang yang melakukan logical fallacy adalah orang yang mampu mengolah argumen dalam logika berpikir secara salah sehingga dapat menipu pendengarnya.
Baca Juga: 3 Cara Mudah Mengelola Stress
Contohnya saja, pada suatu kondisi dimana kamu memposting suatu foto, lalu ada yang berkomentar “eh, kamu kenapa kumisan? Tidak cocok dengan kamu, nanti kamu jadi seperti Hitler”. Nah, coba kamu pikirkan dimanakah letak logical fallacy-nya? Letaknya pada kondisi dimana dia mengatakan kamu berkumis akan jadi seperti Hitler, yang nyatanya tidak ya. Kamu berkumis juga bukan berarti akan menjadi seperti Hitler si diktator fasis.
Oke, pada contoh lainnya anggap saja kamu sedang berjalan dilorong dan bertemu dengan seorang teman lamamu. Lalu, dia berkata “hei jian, kamu sekarang terlihat gendutan ya. Wah, berarti kamu sudah kaya dan makmur nih”. Nah, inilah orang yang sudah logical fallacy karena pada faktanya saja belum tentu semua orang yang kaya dan makmur itu gendut. Well, dua contoh argumen tadi merupakan argumen yang mengandung logical fallacy yang pastinya kamu sudah harus bisa memahami itu.
Pada umumnya, logical fallacy juga sering kali terjadi dalam suatu negara dan menjadi suatu problema besar yang terjadi didalam negara itu. Misalnya saja negara demokrasi, masalah besar yang terjadi didalam negara demokrasi itu adalah kemampuan berpikir mayoritas masyarakat dalam negara itu.
Sebetulnya, logical fallacy sering kali dimanfaatkan dalam kasus politik. Mengapa demikian? Karena para pemikir politik hendak memanfaatkan suara rakyat agar rakyat dapat sepakat dengan apa yang mereka kehendaki. Belum lagi pada saat masa – masa menjelang pemilu, para pasangan calon pemilu pasti mengadakan kampanye yang mana pada kondisi ini mereka akan menyampaikan argumen – argumen yang terkandung unsur logical fallacy. Simple saja, Tujuan dari mereka melakukan logical fallacy ini agar rakyat memilih mereka karena rakyat belum memahami logical fallacy dan belum bisa mengidentifikasi seperti apa logical fallacy itu.
Coba saja kamu kamu pikirkan, bahwasannya secara kompleks semua hal yang berkaitan dengan negara demokrasi dimulai dari hukum, hal baik ataupun buruk, pemimpin serta jajarannya, undang – undang dan masih banyak lagi. Perlu kita sadari bahwa semua hal itu dapat diperoleh dan terbentuk dari persetujuan suara rakyat. Sedangkan saja, jika rakyat pada negara itupun tidak memahami logical fallacy itu apa?. Maka, sudah jelas bahwa negara demokrasi yang terbentuk adalah negara yang terbentuk secara kurang baik karena rakyatnya masih dalam kategori terjebak logical fallacy. So,memahami logical fallacy sangatlah penting agar suara kita tidak dimanfaatkan oleh oknum – oknum untuk keperluan politik belaka.
Manfaat dari memahami logical fallacy sangatlah besar untuk kita dalam menentukan keputusan apapun itu secara baik dan tepat. Dimulai dari keputusan yang sederhana hingga keputusan yang kompleks. Itulah mengapa saya tekankan bahwa pentingnya kamu untuk bisa mengidentifikasi suatu argumen apakah itu mengandung unsur logical fallacy atau tidak agar kamu tidak terjebak dalam tipu muslihat.
Semoga bermanfaat, Arigatou J.