close
Materi Belajar

Ekonomi Internasional: Pengertian, Kebijakan, Alat, & Kurs

Hari ini, Mimin akan menjelaskan salah satu topik yang sangat menarik dan penting dalam ilmu ekonomi, yaitu Ekonomi Internasional. Coba bayangkan, handphone yang kalian pegang, baju yang kalian pakai, atau bahkan aplikasi yang kalian gunakan, banyak di antaranya yang melibatkan negara lain, kan? Nah, itulah mengapa kita perlu belajar tentang ini.

1. Apa itu Ekonomi Internasional?

Sederhananya, Ekonomi Internasional adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana interaksi ekonomi antarnegara terjadi. Ini mencakup segala bentuk transaksi lintas negara, mulai dari perdagangan barang (seperti ekspor kopi dari Indonesia ke Amerika), jasa (seperti turis asing yang berlibur ke Bali), hingga aliran modal atau investasi (seperti perusahaan Jepang yang membangun pabrik di Indonesia).

2. Kenapa Sih Negara Perlu Berdagang dengan Negara Lain?

Kalian mungkin bertanya, “Min, kenapa kita tidak produksi semuanya sendiri saja?” Pertanyaan bagus! Ada beberapa alasan utama mengapa perdagangan internasional itu penting dan terjadi:

  • Perbedaan Sumber Daya Alam: Setiap negara punya kekayaan alam yang berbeda. Indonesia kaya akan rempah-rempah dan kelapa sawit, sementara Arab Saudi kaya akan minyak bumi. Kita tidak bisa memaksakan menanam kurma sebanyak di Arab, dan mereka juga butuh kopi dari kita. Jadi, kita saling bertukar.
  • Penghematan Biaya Produksi (Spesialisasi): Ada konsep yang namanya Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage). Artinya, lebih baik sebuah negara fokus memproduksi barang yang biayanya paling efisien bagi mereka, lalu menjualnya untuk membeli barang lain yang tidak bisa mereka produksi seefisien itu.
  • Contoh sederhana: Mungkin Indonesia bisa membuat mobil, tapi biayanya sangat mahal. Di sisi lain, kita bisa memproduksi tekstil dengan sangat efisien dan murah. Maka, lebih menguntungkan bagi kita untuk fokus pada tekstil, lalu menjualnya untuk membeli mobil dari Jepang atau Korea yang memang ahlinya.
  • Perbedaan Selera Masyarakat: Kadang kita ingin mencoba produk dari negara lain, kan? Misalnya, kita suka nonton film Hollywood atau dengerin musik K-Pop. Ini juga mendorong terjadinya perdagangan jasa.
  • Transfer Teknologi: Dengan membeli barang dari negara maju (misalnya mesin-mesin canggih), kita jadi bisa belajar dan mengadopsi teknologi mereka.

3. Kebijakan Ekonomi Internasional

Pemerintah tidak tinggal diam dalam mengatur lalu lintas ekonomi ini. Ada dua arah kebijakan utama:

A. Kebijakan yang Mendukung Perdagangan Bebas (Politik Dagang Bebas)

Tujuannya adalah membuat perdagangan lebih lancar tanpa banyak hambatan.

B. Kebijakan yang Membatasi Perdagangan (Politik Proteksionisme)

Tujuannya adalah untuk melindungi industri dan produk dalam negeri dari persaingan produk luar negeri. Bentuknya macam-macam:

  • Tarif atau Bea Masuk: Ini adalah pajak yang dikenakan pada barang impor. Tujuannya agar harga barang impor menjadi lebih mahal, sehingga produk dalam negeri bisa bersaing.
  • Kuota: Pemerintah membatasi jumlah barang tertentu yang boleh diimpor. Misalnya, “Tahun ini, kita hanya boleh impor gula sebanyak 100 ribu ton saja.”
  • Larangan Impor/Ekspor: Melarang total masuk atau keluarnya suatu produk. Biasanya karena alasan keamanan, kesehatan, atau politik.
  • Subsidi: Pemerintah memberikan bantuan (bisa berupa uang atau keringanan pajak) kepada produsen dalam negeri agar mereka bisa menjual produknya lebih murah, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor.
  • Dumping: Ini sebenarnya praktik yang dianggap “curang”. Artinya, sebuah negara menjual barangnya di luar negeri dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga di dalam negerinya sendiri. Tujuannya untuk merebut pasar. Negara lain biasanya akan menerapkan kebijakan anti-dumping untuk melawannya.

4. Alat Pembayaran dalam Perdagangan Internasional

Kalau kita beli bakso, bayarnya pakai Rupiah. Kalau Indonesia beli pesawat dari Amerika, bayarnya pakai apa? Nah, kita butuh alat pembayaran yang diterima secara internasional, yaitu valuta asing atau sering disebut devisa.

  • Devisa: Ini adalah mata uang asing yang diakui kuat di dunia, seperti Dolar Amerika (USD), Euro (EUR), Yen Jepang (JPY), dll. Devisa ini didapat dari mana? Dari hasil ekspor kita, pariwisata, atau pinjaman luar negeri.
  • Cara Pembayaran: Ada banyak cara, yang paling umum adalah Letter of Credit (L/C) yang menjamin pembayaran melalui bank, atau transfer telegrafis (Telegraphic Transfer).

5. Neraca Pembayaran Internasional (NPI)

Ini seperti “rapor” keuangan sebuah negara. Neraca Pembayaran adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi suatu negara dengan negara lain dalam periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Isinya ada dua komponen utama:

  1. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account): Mencatat ekspor-impor barang dan jasa. Kalau ekspor kita lebih besar dari impor, kita mengalami surplus. Kalau impor lebih besar dari ekspor, kita mengalami defisit.
  2. Neraca Modal (Capital Account): Mencatat aliran modal, seperti investasi asing yang masuk atau investasi kita ke luar negeri.

Jika total pemasukan devisa lebih besar dari total pengeluaran devisa, maka NPI kita surplus. Sebaliknya, jika pengeluaran lebih besar, maka NPI kita defisit.

6. Kurs Valuta Asing

Kurs adalah harga mata uang suatu negara jika ditukarkan dengan mata uang negara lain. Contoh: $1 USD = Rp 15.500.

  • Apresiasi: Artinya nilai mata uang kita menguat. Misalnya, dari Rp 15.500 menjadi Rp 15.000 per dolar. Ini bagus untuk importir (karena harga barang impor jadi lebih murah), tapi kurang bagus untuk eksportir (karena pendapatan mereka dalam Rupiah jadi lebih sedikit).
  • Depresiasi: Artinya nilai mata uang kita melemah. Misalnya, dari Rp 15.500 menjadi Rp 16.000 per dolar. Ini bagus untuk eksportir, tapi buruk untuk importir.

7. Organisasi Kerja Sama Ekonomi Internasional

Untuk mengatur semua ini, negara-negara di dunia membentuk organisasi bersama. Contohnya:

  • WTO (World Trade Organization): Mengatur aturan perdagangan dunia.
  • IMF (International Monetary Fund): Membantu negara yang kesulitan keuangan dan menjaga stabilitas sistem keuangan global.
  • World Bank (Bank Dunia): Memberikan pinjaman untuk proyek pembangunan di negara-negara berkembang.
  • ASEAN, APEC: Ini adalah contoh kerja sama di tingkat regional (Asia Tenggara dan Asia Pasifik).

Kesimpulan

Jadi, anak-anak, Ekonomi Internasional itu adalah tentang bagaimana negara-negara di dunia saling terhubung secara ekonomi. Keterhubungan ini membawa banyak manfaat (pilihan barang lebih banyak, harga lebih murah, alih teknologi), tapi juga punya tantangan (persaingan dengan produk luar, risiko krisis global).

Oleh karena itu, pemerintah perlu punya kebijakan yang cerdas untuk bisa memaksimalkan manfaatnya sekaligus melindungi ekonomi dalam negeri.

Baik, sekian rangkuman dari Mimin. Semoga mudah dipahami ya. Jangan lupa dibaca-baca lagi di rumah. Terus semangat belajarnya!

Kampus Impian

KampusImpian.com adalah sebuah platform pendidikan gratis yang banyak digunakan oleh pelajar untuk persiapan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).