Harga Dari Suatu Kesuksesan yang Sebenarnya
Harga Dari Suatu Kesuksesan yang Sebenarnya – Semua manusia yang hidup di dunia ini sudah pasti mempunyai target yang sama meskipun mereka mencapainya dengan cara dan jalan yang berbeda – beda. Target itu ialah kesuksesan, jika kamu kamu berhasil mencapai target kesuksesan maka, kamu adalah orang yang berhasil untuk sukses mencapai target yang diinginkan. Tetapi, apakah kamu bahagia setelahnya dengan kesuksesan itu? Yap, kesuksesan ada juga sisi negatif dan positifnya dalam hidup dan tak selamanya sukses mengundang sukacita.
Baca Juga: 7 Tahapan Mencapai Financial Freedom
Pada suatu malam, ada seorang pemuda yang makan malam disebuah restoran di Jakarta. Pemuda itu sangat beruntung sekali karena ia mendapatkan posisi makan untuk satu meja dengan seorang motivator yang sangat terkenal. Bayangkan saja, motivator tersebut harus dibayar ratusan juta jika ingin berbicara dengannya selama satu jam saja. Nah, pada saat itu si pemuda adalah orang yang sangat beruntung, bukan hanya sekedar satu meja makan saja, tetapi bisa sekaligus berbicara dan ditraktir olehnya.
Baca Juga: 4 Tips Mencapai Apapun dalam Hidup
Saat itu, ditengah makan malam si motivator memulai perbincangan dengan bertanya kepada si pemuda, “Hey, Anak muda. Apakah kamu mau menjadi Elon Musk?” dan lalu, si pemuda menjawab tidak mau. Anehnya, si motivator terlihat kaget dengan jawaban si pemuda. Ya, wajar saja si motivator tampak kaget; faktanya saja Elon Mask adalah founder dari Tesla dan SpaceX, tentu siapa yang mau menolak menjadi Elon Musk, bukan?. Kemudian, si motivator menyatakan bahwa 99% yang dia tanya mengenai mau tidak menjadi Elon Musk rata – rata menjawab mau, ya itu jawaban yang sungguh rasional. Tetapi, Si motivator mengatakan kepada pemuda bahwa ia berbeda.
“Bisa jadi kehidupan yang kamu mau saat ini bukanlah yang kamu butuhkan”
Mungkin kamu yang menjawab mau berekpektasi bahwa si Elon Musk begitu menikmati hidupnya yang serba berkecukupan dan tanpa perlu memikirkan kesengsaraan hidup karena kekurangan kesuksesan terutama dari segi finansial. Yoa, coba kamu pikirkan sejenak mengenai Elon Musk dan coba kamu bayangkan kehidupannya yang sebenarnya. Tentu, dia begitu sangat sibuk dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan pekerjaannya dibandingkan untuk memanjakan dirinya sendiri dengan keluarganya, teman –temannya, atau bahkan quality time pada dirinya sendiri pun ia tidak bisa. Well, Hey! Kehidupan Elon Musk tidaklah seideal yang kamu pikirkan.
Isu terdengar akhir – akhir ini Elon Musk sering men-tweet hal-hal kontroversial diakunnya sendiri. Kemudian, Elon Musk juga tengah dikabarkan mengalami depresi karena dia terlalu banyak bekerja tanpa memberi celah untuk dirinya refreshing (overworked). Masalah – masalah personal yang abstrak dialami oleh Elon Musk ini mulai telihat oleh publik di tahun 2018, yang kehidupan personal Elon Musk membawa pengaruh kepada kinerja perusahaannya sendiri. Jikalau kalian memperhatikan informasi saham, maka dapat kalian ketahui bahwasannya grafik saham Tesla pada tahun itu yang mengalami penurunan yang begitu drastis. Terlebih lagi Elon Musk sampai menceritakan keresahan dalam hidupnya yang ia jalani di New York Times. dia menyatakan bahwa telah mengalami ketidaknyamanan dalam hidupnya, sering kali ia menghabiskan waktunya untuk bekerja hingga puluhan jam dalam setiap minggunya, termasuk di hari istimewanya (His born day) dia menghabiskan waktunya untuk bekerja di kantor, “all nights no friends, nothing”.
Dari kisah Elon Musk dapat kita lihat dengan sangat jelas, bukan? Kesuksesan bukanlah jaminan untuk segalanya. Jika iya, dengan kesuksesan kamu dapatkan segalanya maka, tidak mungkin kesuksesan itu akan menyiksa dirimu. Tetapi, pada faktanya kesuksesan tidak memberikan segalanya. Apapun dapat kamu miliki dengan kesuksesan, tapi tidak dengan kebahagiaan. Karena kebahagiaan bukan tentang sukses atau tidak seseorang, tetapi tentang kenyamanan orang tersebut terhadap apa yang ia lakukan.
Harga dari suatu “kesuksesan” sangatlah mahal; kamu saat ini bisa iri dengan orang – orang yang lebih sukses dari kamu, mungkin kamu bisa iri dengan mereka yang sukses dengan kekayaan sana sini. Tetapi, apakah kamu sadari bahwa dibalik tirai kesuksesannya itu ada banyak sekali jatuh bangun yang dia lakukan, bahkan kamu tidak mengetahui hal negatif secara personal mereka rasakan dari kesuksesannya, perjuangan dan effort mereka tiada banding dengan yang kamu lakukan saat ini. Ya, karena kamu hanya bias dan berpatokan pada kesuksesannya saja, bisa saja mereka yang sukses tidak sebahagia dan sedamai yang kamu pikirkan.
So, I meant bisa jadi kehidupan yang kamu mau saat ini bukanlah yang kamu butuhkan, justru kehidupan yang lebih bahagia nan penuh makna adalah kehidupan yang normal atau yang biasa – biasa saja. Pada siklusnya, kamu hidup dengan menyelesaikan pendidikan, lalu bekerja, kemudian menikah hingga punya anak, dan pada akhirnya meninggal. Hidup yang seperti itu akan lebih bahagia dibanding kamu harus menjadi orang yang kaya raya tetapi mengundang kesengsaraan.
Semoga bermanfaat, ArigatouJ