close
Pengembangan Diri

5 Tips Mengatasi Sifat Pemalu dalam Hidup

Pernah nggak sih kamu panik kalo tiba-tiba ditunjuk guru atau dosen buat jawab pertanyaan, padahal kadang kamu tahu jawabannya.

Kalau ketemu orang baru, grogi banget rasanya mau mulai percakapan, bingung nih nyari topik pembicaraan takutnya garing, bahkan nggak sanggup buat liat mukanya. Terus, pas diajak ngomong nggak berani natap matanya. Sifat malu hampir dimiliki sebagian orang. Tapi kamu tahu nggak sih definisi dari malu itu sendiri.

Baca Juga: 5 Ciri Bahwa Kamu Seorang Introvert

Menurut American Psychological Association (APA), rasa malu itu adalah tendensi atau kecenderungan untuk merasa canggung, khawatir, atau tegang  terutama saat berada di lingkungan sosial, oleh orang yang tidak dikenal.

Biasanya orang-orang yang tergolong sangat pemalu menunjukkan gejala, seperti berkeringat, jantung yang berdegup kencang, perasaan negatif tentang diri mereka, kekhawatiran tentang gimana orang lain memandang mereka, sampai kepada keinginan buat menjauhi interaksi sosial. Pada umumnya orang pemalu memiliki kecenderungan untuk overthinking. Misal yang ada dipikirannya, “habis ini aku ngomong apa ya?”, “cara ngomongnya bener gak sih” padahal overthinking ini sebenernya bisa jadi ngasih dampak negatif.

Baca Juga: Apa Tipe Kepribadianmu? Ayo Pahami!

Tau nggak sih sifat malu itu sebenarnya normal dan itu wajar. Sifat malu menjadi bermasalah ketika sifat malu mulai mengganggu kehidupan orang tersebut secara signifikan, atau ketika tercipta kondisi di mana mereka justru menghindari apa yang seharusnya mereka lakukan seperti misal menghindari perbincangan dengan teman kerja, kesulitan berinteraksi dan lain sebagainya.

Ada Nih Tips dan Trik Menghadapi Sifat Malu. Simak ulasannya ya.

1. Fake It Until You Make It

Walaupun terdengar seperti mantra penyemangat biasa, ternyata mantra fake it till you make it itu di-back up sama penelitian. Menurut Kilduff dan Galinsky saat orang memfokuskan pikiran mereka terhadap goal yang udah disusun, mereka akan cenderung dipersepsikan lebih asertif, lebih proaktif, dan dipandang punya kepercayaan diri yang tinggi.

2. Coba Jangan Berekspektasi Tinggi Sama Diri Sendiri

Ketika seseorang mengharapkan ekspektasi tinggi ke dirinya, maka suara kritik di dalam kepala mereka akan memiliki suara yang lebih keras. Hal ini juga sebetulnya merupakan salah satu ciri dari orang yang pemalu, mereka cenderung punya ekspektasi tinggi dan jadinya gak realistis terhadap dirinya saat melakukan sesuatu. Mereka akan lebih “jahat” ketika menilai diri mereka. Makanya, kamu perlu mencoba untuk jangan terlalu keras sama diri kamu sendiri. Kamu tadi pas ngomong belibet atau kamu pas ngelucu garing, oke gak apa-apa jangan terlalu dipikirkan. Sadari bahwa orang mungkin gak akan inget apa kesalahan yang kamu lakukan dan kamu selalu bisa menganggap ini sebagai pembelajaran. Selalu lah melihat sesuatu yang telah terjadi dari sudut pandang positif. Itu akan membuat diri kamu lebih terpacu untuk memperbaiki kesalahan.

3. Coba Sadari Apa Yang Terjadi Dalam Pikiran Kamu Saat Overthinking

Pas overthinking, biasanya kan kita memonitor semua perilaku yang kita lakukan. Kita ngatur gimana harusnya mulut kita bergerak atau gimana kaki dan tangan kita bergerak pas lagi presentasi atau lagi jalan. Nah, di satu sisi, ini bagus karena kamu jadi sadar atas apa yang terjadi saat itu, tapi kalo kamu melakukannya dan merasa khawatir atas hal yang bakal kamu lakukan, mendingan kamu sadar bahwa kekhawatiran itu hanya terjadi di pikiran kamu yang akan mengganggu fokus kamu. Fokus aja sama hal yang lagi kamu lakukan dan fokuslah pada saat itu. Supaya kamu bisa berhenti mengkritik diri kamu sendiri di dalam kepala kamu, yang terkadang bisa jadi hanya asumsi atau kekhawatiran kita yang terlalu berlebihan terhadap hal yang bakal terjadi.

4. Mulailah Dengan Satu Pertanyaan

Menurut Carducci, orang yang  pemalu cenderung berpikir kalau mereka tidak bisa membuat perbincangan yang menarik, yang asyik. Alih-alilh berfokus pada “aku nggak asik ya diajak ngobrol” atau “kayaknya obrolan aku nggak nyambung ya”, cobalah mulai dengan menggali informasi tentang lawan bicara kamu. Siapa mereka? Apa pekerjaan mereka? Hobi mereka? Hal ini dikarenakan, sebagian orang itu suka ketika mereka berbicara tentang diri mereka dan siapa tahu kalian bakal menemukan orang yang punya hobi yang sama dengan kamu atau orang yang menarik. Menanyakan hal seperti itu akan lebih bermanfaat bukan.

5. Keluar Dari Zona Nyaman

Salah satu cara untuk mengatasi sifat malu kamu adalah mengembangkan rasa percaya diri di berbagai tempat dalam kehidupan kamu. Ingat, rasa malu itu wajar. Biasanya hanya terjadi di pikiran. Jadi, pada akhirnya rasa cemas, ketakutan untuk gagal, ketakutan ditolak, dan ketakutan akan dipermalukan itu tidak seharusnya menghentikan langkahmu untuk mengembangkan diri. Kamu harus take action. Jadi, kamu harus mencoba hal-hal baru, menjadi tak takut akan apapun, tangguh, dan memiliki keyakinan bahwa kamu bisa mencapai lebih banyak dalam hidup.

Cobalah buat keluar dari zona nyaman kamu dan berpartisipasi aktif di berbagai kegiatan yang memaksa kamu untuk banyak berinteraksi dengan orang atau berbicara di depan umum. Misal untuk kamu yang kuliah, coba deh mulai ikut banyak organisasi atau kepanitiaan dan masuk ke divisi yang mengharuskan kamu berhubungan dengan banyak orang. Kalo kamu udah kerja? Tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk ikut kegiatan volunteer yang mengharuskan bertemu dengan orang baru.

Nah, dari bahasan tadi, kok kayaknya punya sifat malu itu buruk ya? Eits nggak selamanya buruk kok. Pemalu juga punya beberapa hal positif. Salah satunya adalah waktu mengambil keputusan. Orang pemalu cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengambil keputusan karena biasanya memikirkan apa-apa saja yang akan terjadi. Jadinya kamu cukup mempertimbangkan banyak hal, meskipun kalau berlebihan juga tidak baik. Intinya jadi pemalu itu ada sisi positif dan negatif nya. Kalau kamu tidak ingin dirugikan karena sifat pemalu cobalah untuk mengubah sifat pemalu itu menjadi percaya diri secara perlahan tapi pasti.

Renita Safitri

Membacalah untuk mengenal Dunia dan Menulislah untuk Dikenal Dunia. Keep Skyward and Keep Grounded.
Back to top button