Bab 3 : Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun dan Malu
1. Jujur
Jujur adalah berkata apa adanya sesuai dengan kenyataan. Kejujuran sangat diperlukan dalam menjalani semua aktivitas kehidupan, karena kejujuran itulah kehidupan kita akan bahagia dan tenteram.
Jika kecurangan dan dusta merajalela maka akan terjadi kehancuran dan malapetaka. Bayangkan jika penduduk suatu negeri dihuni oleh mayoritas pendusta dan pembohong. Mereka saling memfitnah, menjatuhkan, dan mencurangi satu sama lain.
Dalam islam, berkata jujur adalah sebuah kewajiban, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkan perkataan yang benar.” (Q.S al-Ahzab/33:70)
2. Santun
Santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah-lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa santun mencakup dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan.
Dalam islam, sopan santun dalam berperilaku sangatlah dianjurkan. Sebagaimana dalam sebuah riwayat hadits: “Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al Asyaj Al ‘Ashri: Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; yaitu sifat santun dan malu.” (H.R. Ibnu Majah)
3. Malu
Malu adalah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan hina.Sifat malu itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga bisa merupakan hasil latihan.Namun demikian, untuk menumbuhkan rasamalu perlu usaha, niat, ilmu serta pembiasaan.Rasa malu merupakan bagian dari iman karena dapat mendorong seseorang untuk melakukan
kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan.
Malu menjadi sifat yang digemari oleh Allah dan bahkan merupakan cabang keimanan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Malu termasuk cabangnya iman.” (H.R. Muslim)